Akhirnya luka akibat agresi ke Iraq terkuak sudah. Selain telah menghilangkan semua khasanah sejarah, termasuk ekonomi, serangan AS di wilayah Baghdad menelan korban jiwa paling tidak 1.101 warga sipil –kebanyakan di antara mereka adalah wanita dan anak-anak, demikian menurut catatan 19 rumah sakit terbesar di kota tersebut.
Catatan rumah sakit mengatakan bahwa 1.255 korban tewas lainnya kemungkinan juga warga sipil, termasuk kaum wanita dan anak-anak.
Sejumlah lainnya korban tewas kebanyakan tidak dilaporkan ke rumahsakit dan mereka semua dikuburkan di kuburan dangkal yang digali secara darurat di berbagai tempat di ibukota Iraq itu atau di kuburan, di halaman belakang rumah, di taman-taman dan kompleks masjid. Lebih dari 6.800 penduduk sipil cedera, demikian menurut catatan rumahsakit. Jurubicara Pentagon menyebutkan bahwa satu korban sipil saja dalam perang itu artinya sudah cukup banyak korban, namun pakar sejarah militer mengatakan bahwa berbeda dengan perang yang lalu, jumlah korban tewas cukup kecil.
Jumlah korban tewas terbesar kelihatannya terjadi dalam serangan 5 dan 6 April ketika pasukan AS mulai berperang dengan caranya untuk memasuki Baghdad. Di RS Shaheed al-Adnan di Baghdad Pusat, misalnya, petugas menunjukkan ada 44 penduduk sipil tewas pada priode 17 hari pertama serangan, kemudian 41 lainnya untuk lima hari terakhir, termasuk tanggal 24 pada 5 April dan 12 pada 6 April.
“Saya sedang melakukan operasi pada seorang korban yang ditembus peluru lehernya, seorang lainnya yang cedera pada bagian kepalanya dan saya mengatakan mereka sudah dapat dibawa pulang keesokan harinya.” Kata seorang dokter.
Di Najaf, misalnya, RS Teaching Najaf melaporkan bahwa hingga Minggu pihaknya menangani 286 mayat sipil yang tewas selama perang invasi ke Irak. Pada priode yang sama, rumah sakit itu menghitung ada 57 militer yang tewas.
Laporan itu menunjukkan 1.101 kematian yang menurut para dokter jelas warga sipil, 845 di antaranya tercatat ditampung di tiga rumahsakit Al-Kharama, Al-Askan dan Yarmuk yang terletak di dekat bandara Baghdad. Sebagai tambahan 1.255 korban tewas lainnya kemungkinan warga sipil juga, kata sejumlah dokter, dan semuanya telah dilaporkan ke tiga rumah sakit di dekat bandara itu. Di Al-Kharama, 30 persen dari 450 mayat adalah kaum wanita dan anak-anak, kata beberapa dokter.
Menurut Dr. Amir K. Daher, korban sipil dalam agresi AS ini jauh lebih besar dari perang-perang lainnya di mana pada Perang Teluk 1991 pertama lalu diperkirakan 3.500 tewas akibat pemboman dan korban lainnya adalah ‘karena dampak langsung perang’.
Menanggapi korban ini, Pemerintah Presiden George W. Bush mengatakan pihaknya tidak akan mencari tahu angka kematian di pihak Iraq, baik dari kalangan militer atau sipil.
Angka kematian di kota Baghdad itu belum termasuk korban serangan di kawasan Iraq lainnya yang diperkirakan mencapai ribuan jiwa.
Sebelum serangan dilakukan, AS pernah mengatakan pada masyarakat dunia, bila pasukannya adalah orang-orang terlatih yang persenjatai dengan senjata canngih dan otomatis yang tidak pernah meleset dari sasaran apalagi melukai warga sipil. Kenyataannya, semua janji itu adalah omong kosong belaka. (afp/wpd/cha)