Hidayatullah.com–Cikal bakal masyarakat minoritas Muslim di Mackay, kota kecil berjarak sekitar 670 km utara Brisbane (ibu kota negara bagian Queensland, Australia), berasal dari Jawa, kata tokoh Muslim Mackay, Imam Barry Hassan.
"Sebagian besar orang mengira bahwa orang-orang Islam sudah menetap di Mackay sejak masjid dibuka tanggal 12 Maret 1983. Padahal, orang-orang Islam sudah ada di sini jauh sebelumnya," kata Hassan dalam tulisannya di Queensland Muslim Times edisi Mei 2005 yang kopinya diperoleh Antara di Brisbane, Jumat.
Menurut tokoh Muslim Australia ini, orang-orang Muslim pertama yang sekaligus merupakan nenek moyang umat Islam Mackay adalah para pekerja kontrak dari Jawa yang datang ke daerah ini tahun 1885 untuk bekerja di industri gula.
"Mereka (orang Jawa Muslim) dikontrak untuk bekerja di perkebunan-perkebunan tebu oleh (perusahaan) Palms and Homebush Plantations," katanya.
Perjalanan hidup para pekerja dari Jawa ini membaur dengan industri gula Mackay. Mereka pun diberi sebidang tanah untuk ditanami tebu di daerah yang kini dikenal dengan ‘Peri’, kata Hassan.
"Para keluarga petani tebu Muslim yang terakhir adalah keluarganya Sam dan Cantor. Karena lamanya jam kerja di perkebunan tebu, para nenek moyang kita ini hanya memiliki waktu yang sedikit untuk mengajarkan Islam kepada anak-anaknya. Akibatnya, ajaran Islam sangat sulit dilakukan secara kaffah di sini," katanya.
Terkait dengan pengajaran Islam kepada masyarakat Muslim Mackay, Hassan mengatakan, pihaknya mendapat bantuan tenaga pengajar dari sesama Muslim di Queensland, seperti Imam Abdul Qudoos dan Imam Yusuf Peer.
Imam Yusuf Peer sendiri terbang sekali seminggu dari Brisbane ke Mackay untuk mengajar sekitar 20 orang anak di sebuah masjid di daerah yang terbentang dari Great Barrier Reef ke Outback itu, katanya.
Queensland Muslim Times merupakan buletin intern masyarakat Muslim di Brisbane dan sekitarnya. Buletin ini terbit beberapa kali dalam setahun. (ant/mi)