Selasa, 6 Desember 2005
Hidayatullah.com–Pemerintahan Presiden George W Bush dan Kongres Amerika Serikat dinilai gagal mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melindungi negara pascatragedi 11 September 2001 yang menewaskan ribuan jiwa. AS juga dinilai masih rawan serangan terorisme. Hal ini diungkapkan mantan Ketua Komisi 11 September Thomas Kean di Washongton DC, AS, belum lama ini.
Dalam laporannya, komisi ini mengimbau pemerintah Bush benar-benar menjadikan keamanan negara sebagai prioritas utama.
Kean menyayangkan adanya penyalahgunaan dana perbaikan keamanan nasional yang dibagikan ke setiap negara bagian. Alih-alih memperbaiki masalah keamanan, sejumlah kota malah menggunakan dana itu untuk membeli alat pendingin truk sampah atau hal lain yang tidak ada hubungannya dengan upaya melindungi negara dari serangan “teror”.
Masa kerja Komisi 11 September ini sebenarnya telah berakhir awal tahun ini. Namun, komisi ini diaktifkan kembali dengan dana swasta. Wakil Partai Republik dan Demokrat direkrut dalam jumlah yang seimbang sebagai anggota komisi tersebut.
Polling
Selain itu, berdasarkan hasil polling sebuah majalah AS, kebencian rakyat negara itu terhadap Bush meningkat.
Edisi terbaru Majalah Times memuat hasil pollingnya tentang George Bush menulis bahwa dari setiap lima warga AS tiga orang menginginkan orang yang berbeda dengan Bush.
Hal ini mengindikasikan ketidaksukaan rakyat negara ini kepda Bush. Dalam polling majalah Times disebutkan, 53 persen dari para peserta mengeluhkan kinerja dan kebijakan Bush secara umum. Demikian pula, dari hasil polling ini diketahui bahwa 60 persen dari para pesertanya menentang kinerja dan politik Bush di Iraq. (lp6c/tm/cha)