Hidayatullah.com–Amnesti International mengecam kampanye larangan pendirian menara masjid di Swiss. Menurut badan HAM ini, larangan itu justru bertujuan untuk memicu ketakutan terhadap umat Islam dan mendorong xenofobia demi kepentingan politik.
“Inisiatif ini bertujuan untuk membela diri terhadap Islamifikasi yang marak di Swiss. Namun cara ini justru mendiskreditkan umat Islam dan mencemarkan nama baik mereka,” kata Daniel Bolomey, Ketua Amnesti International di Swiss.
Pada tahun lalu, Partai Rakyat Swiss (SVP) dan Partai Kristen berhaluan ekstrem meluncurkan kampanye melarang pembangunan menara masjid di Swiss. Partai sayap kanan mengklaim pembangunan menara bukan merupakan hal utama untuk tempat ibadah, tapi lebih sebagai simbol hukum Islam yang tidak cocok dengan sistem hukum Swiss.
Kampanye ini memicu kecaman di dunia politik Swiss. Pemerintah mengecamnya sebagai tidak konstitusional dan diskriminatif.
SVP berhasil mengumpulkan 113.000 suara untuk mendesak agar dilakukan pemungutan suara tentang larangan menara.
Berdasarkan hukum di Swiss, orang-orang yang berhak dalam pemilihan, dapat mengajukan pemungutan suara rakyat bila berhasil mengumpulkan 100.000 tanda tangan dalam waktu 18 bulan. Diperkirakan referendum akan digelar sebelum November. Referendum nasional atas isu itu akan bersifat mengikat berdasarkan sistem demokrasi langsung.
Amnesti menilai bahwa para pengkampanye ingin mengekspoitasi ketakutan terhadap muslim dan mendorong xenofobia untuk kepentingan politik.
“Bagi mereka, masalah ini tidak ada hubungannya dengan menara. Dalam realita, mereka ingin memanfaatkan ketakutan yang sudah ada di masyarakat dan mengobarkan perasaan xenofobia untuk kepentingan politik,” simpul Bolomey.
Partai Demokratik Bebas FDP berhaluan kanan tengah juga mengecam kubu kanan jauh dengan menegaskan bahwa cara itu hanya akan memicu ketakutan tak berdasar terhadap umat Muslim di Swiss. Kampanye ini sendiri juga membuat sekitar 350.000 muslim terkejut. Banyak dari mereka sudah mengajukan kampanye selama puluhan tahun agar agama mereka diakui.
Swiss adalah negara sekuler. Konstitusi setempat menjamin kebebasan berekspresi beragama. Masjid-masjid di Swiss cenderung berupa gudang tak terpakai dan pabrik.
Di seluruh negeri, hanya ada empat masjid dengan menara. Tak satu pun dari masjid ini mengumandangkan adzan. Di Bern, ibukota Swiss, masjid terbesar berdiri di atas bekas lahan parkir bawah tanah.
Islam adalah agama kedua di Swiss setelah Kristen. Namun umat Islam kerap jadi sasaran permusuhan. [iol/hat/hidayatullah.com]