Hidayatullah.com—Wilayah Thailand selatan yang dihuni oleh mayoritas muslim itu, tenggelam dalam kemiskinan. Oleh karena itu, PM Thailand Abhisit Vejjajiva berjanji, seperti dikutip oleh Reuters, “Pemerintah akan menggalakkan pembangunan dan bantuan daripada tindak agresif keamanan pada kaum muslim di selatan Thailand.”
Abhisit mengatakan, banyak proyek yang akan dibangun untuk memperbaiki kondisi di provinsi bagian selatan itu.
“Program pemerintah akan dimulai dari pengembangan sektor pariwisata ke sektor pertanian, termasuk di dalamnya adalah karet, minyak kelapa sawit, dan proyek peikanan.”
Namun, PM tersebut tidak mengatakan, bagaimana cara menginvestasikan uang bantuan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam merealisasikan proyeknya.
“Thailand merupakan negara kesatuan yang berada di bawah satu undang-undang yang mengatur hak dan kebutuhan rakyatnya, seperti pengembangan ekonomi, dan menyelamatkan rakyat dari kemiskinan.”
Muslim Thailand yang berjumlah 5% dari populasi rakyat Thailand, yang hidup di bawah kekuasaan kerajaan Budha, telah lama mengeluhkan tindak diskriminasi dalam hal pekerjaan dan pendidikan.
Lebih dari 3.500 muslim telah terbunuh di Thailand selatan sejak memuncaknya tindak kekerasan lima tahun lalu.
Pattani, Yala, dan Narathiwat, merupakan provinsi di Thailand selatan yang dihuni oleh mayoritas muslim dan hidup secara berdaulat di bawah kesultanan muslim, hingga pemerintah Thailand melakukan pendudukan pada satu abad yang lalu.
Militer Thailand mempunyai keabsahan untuk melakukan penyapuan “pemberontak” di Thailand selatan dengan melakukan patroli di desa-desa muslim.
April lalu, Abhisit memperpanjang aturan darurat di Thailand selatan selama tiga bulan, meskipun sebelumnya ia berjanji untuk mengendalikan tindakannya di sana.
Sebulan sebelumnya ia memberangkatkan 4000 pasukannya ke Thailand selatan.
Akankan janji-janji pemerintah Thailand tetap menjadi gombalan yang nihil tindakan? [atj/iol/hidayatullah.com]