Hidayatullah.com–Pernikahan pasangan gay Malawi yang menghebohkan beberapa bulan lalu, akhirnya berakhir. Salah seorang di antara mereka jatuh cinta pada seorang wanita.
Steven Monjeza, 26, dan Tiwonge Chimbalanga, 20, ditahan pada bulan Desember tahun 2009, beberapa hari setelah melangsungkan upacara pernikahan sejenis di distrik komersial Malawi, Blantyre. Penahanan mereka memicu gelombang protes internasional atas undang-undang antigay negara di Afrika tersebut.
Keduanya masih tetap sebagai pasangan selama lima bulan masa sidang dan setelah keputusan dijatuhkan. Mereka mendapat pengampunan dari Presiden Bingu wa Mutharika pada 29 Mei lalu.
Kurang dari dua pekan setelah dibebaskan, mereka mengumumkan “perceraiannya”.
“Saya tidak lagi cinta kepada Tiwonge Chimbalanga. Saya jatuh cinta pada seorang wanita bernama Dorothy Gulo,” kata Monjeza. “Kami merencanakan sesuatu untuk masa depan bersama Dorothy,” tambahnya, seperti dikutip Telegraph (9/6).
Chimbalaga mengetahui keputusan Monjeza lewat surat kabar lokal, tapi menyatakan “saya tidak menyesalinya.”
Katanya, bekas pasangannya itu “bebas untuk menikah sebagaimana saya juga akan menikahi suami saya. Ada banyak pria baik di sekitar sini. Saya akan tetap menjadi seorang gay.”
“Apa yang harus Anda ketahui adalah, tidak ada yang memaksanya ketika kami melangsungkan pernikahan simbolis pada bulan Desember,” ceritanya Chimbalanga.
Menurut Chimbalanga, Monjeza yang tinggal di desa Kameza, telah ditekan oleh paman dan keluarga besarnya untuk meninggalkan dirinya dan mencari seorang wanita sebagai pasangan.
Sang paman, Khuliwa Dennis Monjeza berkata, “Saya akan pastikan Chimbalanga tidak akan menemui Monjeza lagi.”
Katanya, perkawinan sejenis merupakan “sesuatu yang asing dan tidak pernah didengar dalam budaya kami,” seraya menambahkan bahwa kerabatnya telah memperingatkan Chimbalanga agar “tidak menginjakkan kakinya di desa … Mereka mengancam akan berurusan dengannya.”
Sepertinya tidak ada seorang pun yang mempengaruhi keputusan Steven Monjeza, sebagaimana dikatakan Chimbalanga. Monjeza berkata telah “mengambil pelajaran dari pengalaman saya selama dalam penjara dan saya tidak ingin melakukan apapun yang berkaitan dengn homoseksual.”
Malawi mendapat kritik tajam dari negara-negara Barat yang bantuan finansialnya untuk membiayai sebagian besar anggaran belanja negara tersebut, atas keputusannya menahan pasangan gay itu. Bahkan ketika itu, Sekjen PBB Ban Ki-moon meminta agar negara-negara di dunia mereformasi undang-undang antigay mereka.[di/tlguk/hidayatullah.com]