Hidayatullah.com–Sekelompok ahli Amerika Serikat yang terdiri dari 20 pakar ekonomi, antropologi, politik dan pengacara berusaha mencari tahu berapa biaya perang melawan teror yang teah dikeluarkan Gedung Putih sejak pasca peristiwa serangan 11 September 2011 atas kompleks gedung World Trade Center New York.
Profesor antropologi dari Universitas Brown, Catherine Lutz, mengatakan bahwa mereka ingin memberikan gambaran terperinci mengenai harga perang yang harus dibayar Amerika dan dunia.
“Tujuan dari proyek penelitian ini adalah, kami ingin memberikan tambahan informasi ke ruang publik, khususnya di sini di Amerika, di mana angka-angka yang muncul sering tidak tepat, baik dalam soal jumlah korban perang maupun biaya yang dikeluarkan,” kata Lutz dikutip Deutsche Welle (01/7).
Biaya yang dihitung dilihat dari aspek ekonomi dan juga aspek manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Termasuk biaya yang harus ditanggung pasca perang.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa perang di Afghanistan, Iraq dan pakistan telah memakan korban nyawa 225.000 orang meninggal dunia. Selain itu, Amerika Serikat telah mengeluarkan 3,2 hingg 4 trilyun dolar sebagai ongkos perang, belum termasuk bunga hutang akibat pengeluaran selama perang.
Angka diatas termasuk untuk santunan serta pelayanan medis bagi para veteran dan cacat veteran. Jika perang berlanjut, maka Amerika harus mengeluarkan biaya tambahan lagi sebesar 450 milyar dolar hingga tahun 2020. Pengeluaran tambahan ini akan tergantung pada sejauh mana keterlibatan Amerika di Afghanistan.
Di Irak dan Afghanistan lebih dari 137 ribu rakyat sipil terbunuh. Sebanyak 31 ribu tentara atau tentara bayaran Amerika dan sekutunya tewas. Perang di tiga negara itu memaksa 7,8 juta orang di Irak, Afghanistan dan Pakistan mengungsi.
Hal paling memalukan, ternyata hampir seluruh biaya perang yang dikeluarkan negara kaya Paman Sam sumber dananya berasal dari hutang. Sampai saat ini Amerika Serkat telah membayar bunga hutang sebesar 185 milyar dolar untuk biaya perang, dan 1 trilyun dolar lainnya harus dibayar hingga tahun 2020.*
Keterangan foto: Presiden AS Barack Obama sedang berbicara dengan komandan pasukan AS di Afghanistan Stanley McChrystal yang diberhentikan Washington pada pertengahan tahun 2010.[epa]