Hidayatullah.com–Inggris mengumumkan bahwa negaranya telah mengirimkan utusan diplomatik ke Libya untuk memulihkan perwakilan diplomasi di negara tersebut, setelah kedutaan Inggris di Libya ditutup menyusul pecahnya pemberontakan rakyat.
Departemen Luar Negeri Inggris mengatakan dalam sebuah pernyataannya bahwa tim diplomasi untuk Libya yang dipimpin oleh Dominic Asquith telah tiba di Tripoli pada hari Senin kemarin, dengan menggunakan pesawat Angkatan Udara Kerajaan Inggris.
Pihak Departemen juga menambahkan bahwa pengiriman utusan diplomasi itu merupakan tahap penting dalam hubungan antara Inggris dan Libya yang baru.
Tim utusan diplomasi Inggris itu akan meningkatkan hubungan dengan Dewan Transisi Nasional Libya, dan akan mendukung segala upaya rekonsiliasi Libya.
Tim utusan ini akan bergabung dengan tim kecil, yang juga dari Departemen Luar Negeri, yang telah lebih dulu tiba di Tripoli pada minggu lalu untuk membuka kembali Keduataan Besar Inggris di Libya secara resmi.
Perdana Menteri Inggris Davis Cameron menyatakan pada hari Senin (5/9) bahwa perwakilan khusus Inggris di Libya yang menuju Tripoli itu bertujuan untuk memulihkan kembali hubungan diplomatik dengan Libya secara penuh.
Kepada Parlemen Inggris, Cameron juga mengatakan bahwa Inggris dan sekutunya di NATO akan tetap menjalankan resolusi Dewan Keamanan PBB selama itu diperlukan untuk melindungi warga sipil.
Dia menegaskan, Inggris akan memperpanjang mandat NATO jika perlu.
Inggris telah menutup kedutaan besarnya di Libya sejak tanggal 26 Februari lalu dan menangguhkan kegiatan kedutaan di Tripoli.*