Hidayatullah.com–Sementara Amerika Serikat seakan pura-pura terkejut dengan kebejatan tentaranya terhadap mayat para pejuang Afghanistan, kelompok Taliban justru menyatakan kebrutalan itu bukan yang pertama.
“Tindakan seperti itu akan menimbulkan dampak yang sangat, sangat buruk dalam upaya perdamaian,” kata Arsala Rahmani, anggota senior Dewan Tinggi Perdamaian Afghanistan kepada Reuters dan dikutip Ashraq Al Awsat (12/01/2012), mengenai rekaman yang menunjukkan empat anggota marinir AS sedang mengencingi tiga mayat pejuang Taliban.
Kekhawatiran Rahmani berhubungan dengan rencana kedatangan utusan khusus Presiden Barrack Obama untuk Afghanistan dan Pakistan, Marc Grossman, guna melakukan pembicaraan dengan Presiden Hamid Karzai, serta para pejabat tinggai Turki, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Tujuan utama kedatangan Grosmann adalah untuk mencapai kesepakatan tentang pembukaan kantor perwakilan Taliban di Qatar.
Sementara itu seorang jurubicara Taliban mengatakan, meskipun gambar yang ditampilkan dalam video itu mengejutkan, rekaman itu tidak akan mempengaruhi pembicaraan yang akan digelar ataupun tuntutan atas pembebasan para tahanan, karena keduanya bukan proses politik dan juga masih dalam tahap permulaan.
“Ini bukan yang pertama kalinya kita menyaksikan kebrutalan semacam itu,” kata jurubicara Taliban Zabihullah Mujahid, mengomentari rekaman video yang beredar itu.
Walaupun warga Afghanistan yang memiliki akses terhadap listrik dan internet sangat sedikit, namun kabar tentang kebiadaban tentara Amerika Serikat yang menghebohkan dunia maya itu juga tersebar di kalangan warga setempat.
“Pemerintah Afghanistan harus berdiskusi dengan pemerintah AS bagaimana menuntut para prajurit ini, agar di masa datang tidak ada lagi yang menjadikan orang Afghanistan sebagai lelucon,” kata Qaisullah, seorang pedagan paruh baya yang memiliki toko di dekat Masjid Shah-i-dushamshira, Kabul.
“Awalnya mungkin hanya sebuah rekaman video, tapi itu bisa berakhhir dengan demonstrasi di seluruh negeri atau mungkin juga seluruh dunia,” imbuhnya.
Penistaan yang dilakukan oleh tentara-tentara Amerika serikat dan NATO di Afghanistan tidak hanya sekali-dua kali, termasuk penistaan terhadap kitab suci al-Qur`an yang dijadikan sasaran tembak latihan tentara asing, sehingga menimbulkan demonstrasi berdarah di banyak tempat.*