Hidayatullah.com–Suatu tampilan berbeda tampak pada siaran televisi pemerintah Mesir mulai Minggu (02/09/2012). Seorang presenter berjilbab muncul pertama kalinya membaca berita, yang menunjukkan media resmi milik pemerintah tersebut telah mencabut larangan penggunaan jilbab bagi wanita dalam siaran televisi, setelah larangan diberlakukan beberapa dekade.
Fatma Nabil memperlihatkan penampilan pertamanya pada Channel 1 dalam siaran pada siang hari. Ia mengenakan jilbab berwarna krem menutupi rambut dan leher, mencerminkan pergeseran aturan di media resmi sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak tahun lalu.
Televisi pemerintah Mesir memang tetap mempertahankan kebijakan melarang penggunaan jilbab, tetapi beberapa presenter telah menggugat larangan pemakaian penutup kepala, yang akhirnya mereka pun diperbolehkan menggunakan jilbab.
Pejabat TV, Mohammed Fathi, mengatakan kepada Associated Press, seperti dimuat laman Al Arabiya, penampilan Nabil akan mendorong banyak perempuan lain, yang sebelumnya ingin mengenakan jilbab tapi takut kehilangan pekerjaan mereka.
Sampai revolusi yang menggulingkan Mubarak tahun lalu dan mengantarkan kelompok Islam Mohamad Mursi ke tampuk kekuasaan menjadi Presiden, pemakaian jilbab, khususnya wajah yang tertutup penuh dengan kerudung, telah dengan tegas tidak dapat tampil di media.
“Akhirnya revolusi telah menang,” kata Nabil kepada surat kabar harian Ikhwanul Muslimin, Kebebasan dan Keadilan.
Demonstrasi tahun 2011 membuka jalan bagi Ikhwanul Muslimin, yang menjadi organisasi terlarang tapi kuat, sebagaimana juga gerakan-gerakan Islam lainnya, untuk meraih kemenangan telak dalam pemilihan parlemen.
Empat presenter berjilbab telah diizinkan tampil di televisi: Seorang di di Channel 1 dan tiga lainnya di Nile News. Wanita kelima, yang juga bekerja di Nile News, sedang mengajukan permintaan untuk memakai jilbab.
Namun demikian para presenter itu tetap akan diminta menggunakan seragam bersamaan dengan penggunaan jilbabnya.*