Hidayatullah.com—Imigrasi adalah masalah terbesar yang dihadapi oleh masyarakat Inggris, demikian menurut hasil sebuah survei terbaru.
Dilansir Guardian (13/1/2013), satu dari tiga orang warga Inggris menanggap ketegangan antara orang asing yang pindah ke negaranya dengan orang-orang yang lahir di Inggris merupakan penyebab perpecahan dalam masyarakat. Sementara lebih dari separuh warga melihat imigrasi sebagai salah satu dari tiga masalah terbesar yang mereka hadapi.
Lebih dari dua dekade tekahir, baik imigrasi maupun emigrasi mengalami peningkatan historis yang tinggi. Inggris mencatat, jumlah orang yang masuk ke negara itu melebihi jumlah orang yang keluar sebanyak 100.000 setiap tahun sejak 1998.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh British Future berjudul “State of the Nation: Where is Bittersweet Britain Heading?” itu juga disebutkan bahwa Inggris menghadapi masalah toleransi.
Menurut 2.515 orang responden berusia antara 16 sampai 75 tahun, tiga masalah terbesar yang dihadapi semua golongan usia dan kelas sosial dalam masyarakat adalah ketidakpatuhan hukum, tidak menghormati kebebasan berbicara orang lain, serta ketidakmampuan berbahasa Inggris dengan baik.
Satu dari empat orang menilai, dilahirkan di Inggris adalah hal penting untuk bisa dianggap sebagai orang Inggris. Sedangkan duapertiga responden berpendapat, kesejahteraan juga harus mencakup warga yang dilahirkan di luar Inggris, yang telah memberikan kontribusi bagi masyarakat dan mematuhi peraturan.
Menteri Kemasyarakatan dan Pemerintah Daerah Eric Pickles berpendapat, penguasaan bahasa Inggris merupakan kunci dari mobilitas sosial dan menjadi alat orang dari berbagai generasi saling berkomunikasi mengenal satu sama lain. Tidak hanya itu, penguasaan bahasa Inggris juga vital bagi pembangunan ekonomi negara.*