Hidayatullah.com—Perdana menteri Libya yang baru dipilih, Abdullah Al-Thinni, hari Ahad (13/4/2014) mengajukan pengunduran diri kepada parlemen menyusul serangan yang ditujukan atas keluarganya
Dilansir AFP, tanpa menjelaskan lebih rinci dalam sebuah pernyataannya Thinni mengatakan bahwa penyerang telah meneror penduduk di lingkungan tempat tinggalnya dan “membahayakan nyawa sebagian dari mereka.”
Sebuah sumber yang dekat dengan perdana menteri itu mengatakan kepada AFP bahwa serangan terjadi di jalan dari arah ibukota menuju bandara dan tidak menimbulkan korban.
Meskipun mengatakan bahwa dirinya tidak lagi bersedia menjabat perdana menteri disebabkan serangan tersebut, namun Thinni mengatakan akan tetap menempati posisinya sebagai pejabat sementara sampai ada penggantinya.
Jurubicara parlemen Libya mengatakan, Thini tetap berada di posisinya sampai pemilu legislatif digelar, yang tanggalnya belum ditentukan.
Thinni, 60, pensiunan tentara berpangkat kolonel, awalnya ditunjuk oleh parlemen sebagai pejabat sementara perdana menteri selama 2 pekan setelah Ali Zeidan diberhentikan dengan mosi tidak percaya. Namun, karena parlemen tidak juga menemukan penggantinya, Thinni yang sebelumnya menjabat menteri pertahanan akhirnya didaulat untuk menjadi perdana menteri.
Sebagai perdana menteri tugas Thinni tidak mudah. Dia harus dapat menghentikan perlawan bersenjata kelompok-kelompok yang dulu ikut mendongkel Muammar Qadhafi dari kursi kekuasaan. Selain itu, Thinni juga harus menghadapi pertikaian bersenjata antar kelompok dan suku, serta gerakan separatis.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sejak Qadhafi digulingkan, setiap hari terjadi serangan bersenjata di berbagai daerah di wilayah Libya. Beberapa pelabuhan minyak penting bahkan sudah dikuasai kelompok-kelompok bersenjata itu.*