Hidayatullah.com–Yahoo mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat mengancam perusahaannya dengan denda sebesar USD250.000 sehari jika tidak menyerahkan data para pengguna layanannya.
Menurut dokumen pengadilan, National Security Agency (NSA) menuntut Yahoo agar mematuhi aturan baru terkait kerja lembaga intelijen Amerika itu, yang menurut Yahoo tidak konstitusional.
Yahoo gagal dalam upaya hukumnya menggugat aturan itu ke pengadilan.
Hal tersebut terungkap ketika seorang hakim memerintahkan membuka sebagian meteri perkara itu ke publik pada Kamis pekan lalu (11/9/2014), lansir BBC.
Pengacara Yahoo, Ron Bell, mengatakan publikasi materi kasus tersebut “penting untuk transparansi.”
Yahoo mengatakan gugatan hukum itu dilayangkan karena pemerintah Amerika Serikat mengamandemen sebuah undang-undang sehingga memungkinkan lembaga keamanan AS memaksa penyedia layanan online menyerahkan data penggunanya. Mantan pegawai kontrak NSA yang ikut menggarap jaringan komputer di lembaga-lembaga intelijen AS, Edward Snowden, membongkar rahasia tersebut tahun lalu.
Namun dokumen pengadilan kasus Yahoo itu menunjukkan bahwa pertarungan hukum antara perusahaan-perusahaan teknologi dengan pemerintah Amerika Serikat soal data pengguna layanan online itu sudah terjadi jauh sebelum Snowden mengungkapkannya ke publik.
Dokumen pengadilan setebal 1.500 halaman yang mulanya bersifat rahasia itu diperintahkan untuk diungkap ke publik oleh sebuah pengadilan federal.*