Hidayatullah.com– Daurah Bahasa Arab untuk Tokoh Dakwah dan Pendidikan Indonesia di kota suci Madinah telah berakhir. Acara yang berlangsung selama satu bulan di kampus Universitas Islam Madinah (UIM) tersebut secara resmi ditutup oleh Plt Rektor UIM Prof Dr Ibrahim Ali al-Ubaid, Kamis (25/02/2016) lalu.
Sejak akhir Januari lalu, peserta yang berjumlah 23 orang dilatih untuk fasih berbicara, membaca dan menulis bahasa Arab. Para tokoh yang merupakan perwakilan sejumlah lembaga pendidikan dan pondok pesantren se-Indonesia ini dilatih langsung oleh para dosen program I’dad Lughowi UIM.
Pantauan hidayatullah.com, rangkaian daurah berjalan lancar sebagaimana yang diagendakan pihak UIM dan Ma’had Darunnajah Jakarta selaku koordinator di Indonesia. Para peserta mengaku puas dan berharap kegiatan ini bisa dilanjutkan.
“Alhamdulillah kami bersyukur bisa ikut daurah ini di UIM, tidak hanya belajar bahasa Arab tapi juga menyaksikan langsung kehidupan masyarakat Madinah yang Islami, ramah dan senang dengan tamu yang datang, apalagi orang Indonesia. Tidak hanya ikut daurah, kita juga bisa shalat di Masjid Nabawi, umrah ke Makkah dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah,” ungkap Muhammad Zuhdi, Ph.D. dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
“Ini adalah inisiatif yang sangat baik dari pemerintah Arab Saudi khususnya UIM, harapan kami bisa dilanjutkan ke depannya. Dekan Markaz Buhuts UIM Sulaiman ar-Rumi sudah menginformasikan adanya rencana kelanjutan, bahkan lebih ke takhossus seperti Daurah Ekonomi Islam dan lainnya, Insya Allah, semoga bisa terlaksana,” lanjut Zuhdi.
Daurah Bahasa Arab untuk tokoh dakwah dan pendidikan ini telah dilaksanakan empat kali oleh pihak UIM. Sebelumnya, UIM telah mengundang beberapa negara seperti Pakistan dan Australia untuk mengikuti pelatihan ini.
“Bagi saya ini adalah daurah yang unik. Biasanya daurah itu untuk yang sudah mahir berbahasa Arab, tapi ini malah dikhususkan untuk yang belum bisa sama sekali. Alhamdulillah, sebuah karunia luar biasa, banyak ibrah yang didapat di kota Nabi ini tentang kesungguhan belajar dan beribadah. Hanya satu yang kurang; kurang lama waktunya. Semoga ada kelanjutan dari program ini,” kata Paryadi Abdul Ghofar dari Lembaga Pendidikan dan Pengkaderan Hidayatullah (LPPH) Balikpapan.
Rombongan peserta telah meninggalkan kota suci Madinah al-Munawwarah menuju Tanah Air, Sabtu (27/02/2016) dini hari kemarin.*