Hidayatullah.com—Perdana Menteri Inggris David Cameron menggambarkan Nigeria dan Afghanistan sebagai “luar biasa korup” ketika berbincang-bincang dengan Ratu Elizabeth II.
Dilansir BBC Selasa (10/5/2016), ketika itu Cameron sedang membicarakan perihal pertemuan tingkat tinggi anti korupsi yang akan digelar pekan ini di London.
“Kita akan kedatangan sejumlah pemimpin dari beberapa negara yang luar biasa korup datang ke Inggris … Nigeria dan Afghanistan, kemungkinan dua negara paling korup di dunia,” begitu terdengar dari pembicaraan Cameron dengan Ratu Elizabeth II.
Pembicaraan berlangsung di Istana Buckingham dalam perayaan hari ulang tahun Ratu Elizabeth II ke-90, yang dihadiri oleh politisi-politisi terkemuka dan tokoh-tokoh publik.
Setelah komentar Cameron itu, Uskup Agung Canterbury Justin Welby menyela, “Tapi presiden yang satu ini [Presiden Nigeria Muhammadu Buhari, red] tidak korup … dia berusaha sangat keras.”
Beberapa saat kemudian dalam perbincangan itu, PM Cameron sepakat dengan Uskup Agung Canterbury bahwa Presiden Nigeria Muhammadu Buhari pribadi tidak korup dan dia berusaha keras untuk mengatasi masalah itu di negaranya.
Menanggapi kabar perihal pernyataan Cameron itu, Muhammadu Buhari –mantan petinggi militer Nigeria yang dikenal tegas, disiplin dan tidak mempan disuap itu– mengaku pemerintahannya “sangat tekejut dan malu.”
Melalui seorang juru bicaranya Presiden Buhari mengatakan bahwa dirinya menduga PM Inggris tersebut merujuk pemerintahan Nigeria sebelumnya ketika dia belum menjabat.
Sementara itu, seorang pejabat senior Afghanistan mengatakan karekterisasi yang diutarakan PM Cameron itu “tidak adil.”
Kedutaan Afghanistan di London mengatakan bahwa pemberantasan korupsi merupakan salah satu prioritas tertinggi dari Presiden Ghani dan tindakan tegas telah diambil guna menanggulanginya.
Menurut index persepsi korupsi tahun 2015 yang dikeluarkan Transparency International, Afghanistan berada di peringkat 167 atau hanya lebih baik dari Somalia dan Korea Utara. Sedangkan Nigeria berada di peringkat 136.
Transparency International juga berpendapat Inggris masih harus mengambil tindakan kongkrit guna mengatasi masalah penggelapan pajak menyusul pengungkapan Panama Papers.
David Cameron sendiri terungkap dalam Panama Papers bahwa dirinya dan keluarga menyimpan kekayaan di luar negeri secara rahasia, sebuah praktek yang biasa dilakukan oleh orang-orang kaya untuk menghindari dan memanipulasi pajak atau bahkan mencuci uang.*