Hidayatullah.com–Sultan Perak Sultan Nazrin Shah hari Senin menegur sikap segelintir orang Melayu yang baru mulai menikmati keberhasilan kecil dibandingkan kaum lain tetapi menunjukkan sifat-sifat lupa daratan.
Dia menggambarkan sikap sedemikian ibarat mengulangi budaya kehidupan di era prapenaklukan Malaka oleh Portugis yang hanyut dan mabuk dalam gelombang persaingan kekuasaan.
“Dikhawatirkan kekayaan yang baru berada dalam kepemilikan Melayu mungkin berakhir dalam waktu singkat selama orang Melayu lebih tertarik dengan budaya berbelanja mewah untuk mencerminkan citra sosial … dibandingkan menabung dan berinvestasi untuk membangun aset bangsa yang lebih besar untuk jangka waktu panjang,” katanya saat membuka Muzakarah Sultan Nazrin Muizzuddin Shah hari Senin (06/01/2017) dikutip Kantor Berita Bernama.
Turut hadir pada muzakarah bertemakan ‘Mengakar Kuat Umat Melayu, Menjunjung Tinggi Islam’ Raja Permaisuri Perak Tuanku Zara Salim. Hadir sama Menteri Besar Perak Dr Zambry Abd Kadir.
Selain itu, Sultan Nazrin mengatakan orang Melayu sedang berada dalam perlombaan menconteng arang sesama sendiri, masing-masing gairah menepuk air di dulang, dan semakin terpercik ke muka sendiri.
“Dalam syukur menciptakan kesuksesan, orang Melayu tidak dapat mengambil ringan perbuatan perilaku sebagian anak bangsanya, laksana rayap yang bisa meruntuhkan bangsa,” tambahnya.
Sultan Nazrin menarik perhatian bahwa kebijakan murni yang diformulasikan untuk membantu Melayu, tidak tercapai sepenuhnya karena terbukti terjadi kebocoran secara besar-besaran.
PM Singapura Desak Masyarakat Melayu Islam Terlibat di Sektor Ekonomi Baru
“Hari ini martabat bangsa semakin malu dengan perbuatan korupsi, pecah amanah, penipuan dan penyalahgunaan kekuasaan. Tentu bangsa berwaspada dengan titik-titik nila yang akan menghancurkan susu sebelanga,” tegasnya.
Selain itu, ia mengatakan bangsa Melayu yang terus konflik tidak akan menjadi bangsa yang kuat; umat Islam yang terus berkonflik tidak akan berupaya menjunjung tinggi Islam.
“Semoga Allah memperkuat kekuatan internal umat Melayu untuk cekal melakukan yang makruf dan gigih mencegah yang mungkar serta ditunjukkan jalan yang mendapatkan kesenangan-Nya,” luah Sultan Nazrin.*