Hidayatullah.com—Pemerintah Jerman memperkirakan jumlah tunawisma di negaranya total sekitar 860.000, yang mana lebih dari setengahnya adalah pengungsi. Angka itu diperkirakan naik 40 persen menjadi 1,2 juta di tahun 2018.
Dilansir DW, Kelompok Kerja Asistensi Tunawisma Federal Jerman (BAG) hari Selasa (14/11/2017) mengatakan kenaikan tajam itu disebabkan oleh menyusutnya suplai rumah murah dan rumah komunal, ditambah kebijakan pintu terbuka oleh pemerintah yang memperbolehkan hampir 1 juta pengungsi dan migran masuk ke negara itu pada 2015.
Menurut data statistik federal tahun 2016, sebanyak 440.000 dari 860.000 tunawisma adalah pengungsi. Namun, BAG menekankan data itu tidak menunjukkan ratusan ribu orang pengungsi hidup menggelandang di jalanan, sebab mereka yang tinggal di tempat penampungan dan rumah komunal juga dihitung.
Para pejabat mengatakan mereka memilih untuk memasukkan para pengungsi itu dalam hitungan sensus terbaru, sebab orang-orang tersebut juga membutuhkan rumah. Apabila pengungsi tidak dihitung, maka sisanya masih ada 420.000 tuna wisma, yang 52.000 di antaranya menggelandang di jalan.
Angka 860.000 menunjukkan peningkatan 33 persen hanya dalam kurun 2 tahun. Dari jumlah itu, sekitar 130.000 orang tunawisma diduga hidup bersama pasangannya atau anak-anak. Jika pengungsi tidak dihitung, 32.000 (8%) tunawisma di Jerman diduga hidup bersama anak-anak atau balita.
Thomas Specht, managing director BAG, juga menggarisbawahi bahwa pengungsi bukan satu-satunya penyebab menyusutnya pasokan rumah murah. Penyebab utamanya adalah, kata Specht, kebijakan perumahan pemerintah yang tak terarah.
Menurutnya, jumlah rumah murah menyusut 60 persen di Jerman sejak 1990 menjadi hanya 1,2 juta. Hal itu disebabkan antara lain karena masyarakat, pihak berwenang negara bagian dan pemerintah federal terus saja menjual properti mereka ke investor swasta. “Kebijakan itu menjadikan rumah murah tidak dapat diakses oleh banyak orang,” kata Specht. *