Hidayatullah.com–Otoritas tertinggi Kristen Anglikan, Church of England, mengancam akan menjual saham-sahamnya di perusahaan minyak dan gas jika isu perubahan iklim tidak ditanggapi serius oleh mereka.
Gereja itu awal bulan ini mengatakan akan menarik investasinya dari perusahaan-perusahaan migas, jika mereka tidak memenuhi apa yang digariskan dalam Paris Agreement perihal perubahan iklim pada 2023, lapor BBC (9/7/2018).
General Synod, parlemen gereja itu, memberikan 347 suara dukungan terhadap langkah simbolis tersebut.
Church of England mengatakan dukungan suara itu menunjukkan dengan jelas bahwa gereja harus memainkan peran di muka dalam masalah penting seperti perubahan iklm.
Awalnya, batas waktu yang ditentukan adalah tahun 2020. Namun, seorang jubir mengatakan bahwa perpanjangan waktu itu akan mungkinkan gereja memberikan dorongan lebih kuat kepada perusahaan agar segera mewujudkannya.
Sebelum pemungutan suara digelar, David Walker, wakil ketua Church Commissioners (badan pengelola investasi-investasi Church of England), mengatakan bahwa penjualan saham mereka di perusahaan migas pada 2020 akan mengakibatkan strategi dan pengaruh gereja “tercabik-cabik.”
“Hal itu tidak akan mendorong perusahaan-perusahaan bertindak lebih jauh dan cepat. Justru sebaliknya, hal itu justru akan menjadi tekanan bagi mereka,” kata Walker kala itu.
Kebijakan baru tersebit akan berlaku atas dana investasi Church Commissioners sebesar £8,3 miliar, dana pensiun £2,3 miliar dan £2,2 miliar dana Church of England lainnya.
Sampai tahun lalu, Church Commissioners memiliki £123 miliar investasi di perusahaan-perusahaan minyak dan gas.
Etika investasi yang digariskan Church of England mengharuskan semua investasi mereka selaras dengan nilai-nilai ajaran Kristen. Jadi gereja tidak memperbolehkan investasi di perusahaan yang memiliki hasil penjualan campuran seperti ini:
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
– 10 persen pendapatannya dari penjualan senjata
– 3 persen dari pornografi
– 10 persen dari tembakau, senjata api non-militer, usaha kredit berbunga tinggi, serta pengkloningan embrio manusia.
Akan tetapi, pada tahun 2013 terungkap bahwa Church of England secara tidak langsung berinvestasi pada perusahaan kredit Wonga, salah satu lintas darat terkemuka di Inggris. Pemimpin tertinggi Church of England Uskup Agung Canterbury Justin Welbi ketika itu mengaku “malu sekaligus geram” karenanya. Sejak itu Church of England kabarnya menarik investasinya dari Wonga.*