Hidayatullah.com—Militer Filipina mengatakan hari Kamis telah menahan seorang ulama yang dianggap mengetahui serangan bom yang menewaskan 11 orang di Pulau Basilan minggu ini yang menyebabkan kekhawatiran keterlibatan ISIS.
Seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa operasi penangkapan Indalin Jainul alias Ustadz Abdulgani itu digelar berselang 12 hari setelah insiden bom yang menewaskan 11 orang itu terjadi.
Informan aparat mengatakan ulama berusia 58 tahun itu diduga sudah mengetahui bom akan meledak dan membantu sejumlah warga asing dari Malaysia untuk mencapai Basilan, kata juru bicara militer Gerry Besana.
Aparat mengatakan Indalin Mallaning Jainul, penduduk Sitio Tinambakan, Barangay tlga, Lamitan City, dibawa menuju tahanan polisi setelah ditangkap oleh pasukan Scout Rangers Rabu malam.
Jainul didakwa dengan tuduhan pelanggaran dan kepemilikan bahan peledak ilegal. Kepala polisi Christopher Panapan mengatakan ditemukan bahan peledak ilegal di rumahnya, sebuah tudingan yang dibantah pihak keluarganya.
Saudara Jainul, Ruhaida Abdurajak mengatakan korban sedang berada di masjid ketika ledakan terjadi.
Ruhaida mengklaim granat yang diambil dari rumah Jainul telah ditanam sebelumnya dan yang bersangkutan dipaksa mengakui keterlibatannya dalam pemboman itu.
“Bagaimana dia bisa melakukan kejahatan ketika dia tahu beberapa korban adalah saudara kita. Sepupu kami tidak bersalah, selain dia adalah orang yang religius dan ayah dari anak-anak yang akan sebentar lagi akan menjadi perawat dan seorang polisi, “kata Abdurajak sebagaimana dikutip philstar.com, Jumat (03/08/2018).
Aparat mengatakan ada laporan Jainul membantu Abu Sayyaf di Basilan. Dia dikabarkan memiliki jalur komunikasi dengan beberapa ulama radikal di Timur Tengah dan Afrika Utara. Tapi itu adalah tuduhan polisi.
Sementara itu, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan lima milisi, seorang tentara Filipina dan empat orang termasuk seorang anak. Namun Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, menganggap pengakuan itu “hanya spekulasi.”
Sopir van yang membawa perangkat itu juga mati. Dia diyakini meledakkan bom ketika ditanyai di pos pemeriksaan, kutip Reuters.
Baca: Duterte Setujui ‘UU Otonomi Bangsamoro, Wadahi Minoritas Muslim
Basilan sendiri adalah basis Abu Sayyaf, kelompok yang kerap melakukan penculikan demi mendapatkan tebusan.
Ledakan itu terjadi setelah Presiden Rodrigo Duterte menandatangani Undang-undang Otonomi Bangsamoro pekan lalu dengan kelompok milisi Muslim terbesar di negara itu.
Presiden Rodrigo Duterte sempat bertandang ke daerah dekat Basilan dan sempat menawarkan perundingan damai kepada beberapa faksi Abu Sayyaf.
Tawaran itu disampaikan dua hari setelah ia mengesahkan undang-undang yang mengizinkan minoritas Muslim di selatan Filipina membentuk daerah otonomi dengan kekuasaan politik dan ekonomi sendiri.*