Hidayatullah.com—Italia menuding Uni Eropa melakukan “terorisme ekonomi” sementara pertikaiannya dengan organisasi itu semakin mendalam hari Senin (1/10/2018). Para menteri keuangan Uni Eropa memperingatkan Italia agar menyusun anggaran yang sesuai dengan peraturan Uni Eropa.
Pusat dari pertengkaran antara Roma dan markas UE di Brussels adalah rancangan anggaran belanja negara Italia. Pemerintah Roma menginginkan anggaran pengeluarannya ditambah dan memangkas pajak. Sementara Uni Eropa tidak ingin anggaran itu menambah utang Italia dan melanggar ketentuan yang digariskan UE.
“Ada institusi-institusi Eropa yang bermain dengan membawa terorisme ke dalam pasar finansial,” kata Wakil PM Italia Luigi Di Maio, yang juga pemimpin gerakan populis Gerakan Lima Bintang (M5S), lapor DW.
RAPBN Italia membuat pasar khawatir dan memicu ketakutan utang negara akan bertambah banyak sehingga menimbulkan krisis. Saat ini utang negara itu mencapai 132 persen dari GDP, yang tertinggi kedua di kalangan negara zonaeuro.
“Satu krisis saja sudah cukup, dan kami harus mencegah Italia mendapatkan perlakuan spesial di sini, yang, jika setiap orang mendapatkannya, maka itu akan menjadi akhir dari euro,” kata Jean-Claude Juncker, presiden Komisi Eropa, merujuk pada krisis di Yunani yang hingga sekarang belum dapat diatasi.
Namun, Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Salvini menolak keras pernyataan Juncker itu. “Di Italia, tak seorang pun yang gentar terhadap ancaman dari Juncker, yang sekarang membandingkan negara kami dengan Yunani,” kata Salvini.
Mendagri Italia yang berasal dari partai antimigran itu mengatakan bahwa RAPBN yang disusun pemerintah negaranya semata-mata ingin memprioritaskan rakyat agar mendapatkan haknya untuk bekerja, keamanan dan kesehatan.
Roma terancam mendapatkan sanksi dari rekan-rekannya sesama anggota Uni Eropa apabila bersikeras mengesahkan RAPBN yang dianggap melanggar ketentuan EU.*