Hidayatullah.com–Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul mengatakan bahwa kasus hilangnya jurnalis Arab Saudi tengah diselidiki dengan seksama dan hasilnya akan segera diungkap.
Abdulhamit Gul mengatakan kantor kejaksaan Turki akan memaparkan temuan di balik hilangnya Jamal Khashoggi dan “melakukan semua upaya yang sesuai dengan hukum internasional”.
Khashoggi menghilang sejak dia memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.
Di hari yang sama, 15 warga Saudi – termasuk beberapa pejabat – tiba di Turki dengan dua pesawat dan menyambangi konsulat.
Pada Rabu, unit investigasi TKP tiba di kediaman Konsul Jenderal Saudi di Istanbul, Mohammad al-Otaibi, pukul 16.40 waktu setempat (1340 GMT). Al-Otaibi telah pulang ke Riyadh sejak Selasa.
Tim gabungan Turki-Saudi menyelesaikan investigasi pada Kamis pagi setelah menggeledah kediaman al-Otaibi dan gedung konsulat Saudi di Istanbul.
Baca: Jurnalis Saudi, Hilang Kontak setelah Kunjungan ke Konsulat Saudi di Turki
Tim Turki telah selesai mencari bukti dalam sembilan jam, namun tetap kembali ke konsulat Saudi untuk mengumpulkan lebih banyak bukti.
Kolom Terakhir
Washington Post pada Rabu malam menerbitkan kolom terakhir Jamal Khashoggi, jurnalis yang hilang di Konsulat Saudi di Istanbul awal bulan ini.
Dalam artikel berjudul “Apa yang paling dibutuhkan dunia Arab adalah kebebasan berekspresi,” Khashoggi menulis tentang kebebasan pers di dunia Arab.
Dia menulis bahwa setelah melihat laporan “Kebebasan di dunia 2018” oleh organisasi non-pemerintah Freedom House yang berbasis di Amerika Serikat (AS), kesadarannya tergugah.
“Hanya ada satu negara di dunia Arab yang telah diklasifikasikan sebagai ‘bebas’. Negara itu adalah Tunisia. Yordania, Maroko, dan Kuwait berada di urutan kedua, dengan klasifikasi ‘bebas sebagian’. Negara-negara lain di dunia Arab diklasifikasikan sebagai ‘tidak bebas’.”
“Akibatnya, orang Arab yang tinggal di negara-negara ini tidak tahu atau salah informasi. Mereka tidak dapat berbicara secara bebas, apalagi berdiskusi di depan umum, tentang hal-hal yang mempengaruhi wilayah tersebut dan kehidupan sehari-hari mereka. Narasi yang dikelola negara mendominasi jiwa publik, dan sementara banyak yang tidak mempercayainya, mayoritas besar penduduk menjadi korban narasi palsu ini. Sayangnya, situasi ini tidak mungkin berubah,” tulis Khashoggi.
Amerika Serikat (AS) telah meminta bukti audio dan video mengenai hilangnya jurnalis Saudi Jamal Khashoggi “jika ada,” kata Presiden AS Donald Trump, pada Rabu.
“Kami telah memintanya. Jika ada, kami telah memintanya, ” kata Trump kepada wartawan di Oval Office, menambahkan bahwa “mungkin memang ada “.
Baca: Turki dan Saudi akan Geledah Rumah Konsul jenderal di Istanbul
Trump mengatakan dia sedang menunggu untuk diberitahu tentang wartawan yang hilang dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Mike Pompeo ketika dia kembali dari perjalanannya ke Ankara dan Riyadh.
Khashoggi belum kembali sejak dia memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober, dikhawatirkan dia terbunuh di sana.
Beberapa laporan telah mengutip rekaman audio dan video yang berisi rincian mengerikan dugaan pembunuhan Khashoggi di tangan pihak Saudi setelah ia memasuki konsulat.
Pada hari yang sama, Khashoggi memasuki konsulat, 15 warga Saudi lainnya, termasuk beberapa pejabat, tiba di Istanbul dengan dua pesawat dan datang ke gedung itu sementara Khashoggi masih di dalam, kata sumber polisi Turki.
Semua individu yang diidentifikasi telah meninggalkan Turki.*