Hidayatullah.com—Prancis telah merepatriasi lima anak dari anggota ISIS dari bagian utara Suriah, yang dianggap sebagai anak-anak yatim rentan.
Mereka diangkut ke Prancis dengan menggunakan pesawat Angkatan Udara Prancis, kata Kementerian Luar Negeri Prancis, dari kamp-kamp yang menampung para wanita dan anak yang melarikan diri dari wilayah kekuasaan terakhir ISIS alias Daesh.
Tindakan tersbut dinilai kontroversial sebab nasib ayah dari anak-anak tersebut tidak diketahui. Prancis berketetapan tidak akan memulangkan warganya yang sudah dewasa yang bergabung dengan ISIS, lansir BBC Jumat (14/3/2019).
ISIS hanya menguasai sejumput wilayah di Suriah sekarang ini.
Ratusan anggota ISIS dan keluarganya saat ini masih bertahan di Baghuz, di bawah kepungan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dukungan Amerika Serikat.
Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan bahwa “sikap Prancis terhadap warga negara Prancis dewasa –yang bergabung dengan Daesh– tetap belum berubah, yaitu mereka harus diadili di wilayah di mana mereka melakukan kejahatan, ini soal keadilan dan keamanan.”
Lima anak yatim yang telah dievakuasi dari Suriah itu akan menjalani pemeriksaan medis dan psikologis, kata kementerian.
Seorang diplomat Prancis yang dikutip kantor berita AFP mengatakan bahwa anak-anak lain yang keadaannya serupa dapat diekspatriasi dengan pertimbangan “kasus per kasus”, tetapi ibu mereka tidak akan diperbolehkan menemaninya.
Di Prancis, keluarga para anggota ISIS mendesak peemrintah untuk merepatriasi anak-anak tersebut, dengan alasan hal itu merupakan kewajiban kemanusiaan dan anak-anak itu berada di daerah konflik bukan atas kemauan mereka sendiri.*