Hidayatullah.com—Kelompok ISIS alias Daesh merilis sebuah rekaman video yang menampilkan sosok seorang pria yang disebutnya sebagai Abu Bakr Al-Baghdadi. Video tersebut yang pertama sejak lima tahun lalu.
Baghdadi tidak terlihat sejak 2014, ketika dia memproklamirkan dari Mosul pendirian kekhalifahan Islam atau negara Islam di wilayah Suriah dan Iraq.
Dalam rekaman teranyarnya tersebut, Baghdadi mengakui kekalahan di Baghuz, daerah pertahanan terakhir ISIS.
Tidak diketahui kapan video itu direkam, tetapi ISIS mengatakan pengambilan gambar dilakukan pada bulan April, lansir BBC Senin (29/4/2019). Rekaman video itu disebarkan oleh jaringan media ISIS Al-Furqan.
Dalam rekaman, Baghdadi mengatakan serangan di Sri Lanka pada hari Minggu Paskah merupakan balas dendam atas kekalahan kelompoknya di Baghuz.
Dia juga mengatakan bahwa dirinya telah mendapatkan sumpah kesetiaan dari militan di Burkina Faso dan Mali.
Pria kelahiran tahun 1971 di Samarra, Iraq, itu juga menyinggung soal unjuk rasa di Sudan dan Aljazair, mengklaim bahwa jihad merupakan satu-satunya solusi untuk menghadapi tirani. Sebagaimana diketahui pemerintahan Omar Al-Bahsir yang berkuasa Sudan dan Bouteflika di Aljazair belum lama ini digulingkan.
Menjelang akhir video gambar Baghdadi menghilang dan digantikan rekaman suaranya yang terdengar sedang mendiskusikan serangan di Sri Lanka, yang mengindikasikan bahwa bagian terakhir rekaman tersebut dibuat setelah video utamanya direkam.
Baghdadi, yang nama aslinya Ibrahim Awwad Ibrahim Al-Badri, terakhir kali terdengar dalam rekaman suara yang dirilis ISIS pada bulan Agustus 2018. Kala itu, kata koresponden Timur Tengah BBC Martin Patience, dia berusaha mengalihkan perhatian dari kelahan-kekalahan yang dialami kelompoknya.
Dalam rekaman terbaru ini, Baghdadi mengakui kekalahan ISIS. “Pertempuran Baghuz telah usai,” ujarnya. “Tidak akan ada lagi pertempuran setelah ini,” imbuhnya.
DW melaporkan bahwa rekaman itu disebarkan media ISIS Al-Furqon lewat aplikasi Telegram dan dipungut oleh kelompok intelijen SITE.
Pada tahun 2017 Rusia mengatakan telah membunuh Baghdadi dalam serangan udara bulan Mei. Namun, klaim itu kemudian dibantah Amerika Serikat pada bulan September 2017 yang mengatakan bahwa kemungkinan Baghdadi masih hidup.*