Hidayatullah.com–Krisis antar Negara Teluk Arab yang masih berlangsung kini memasuki tahun ketiganya, sementara Qatar masih menantang dan “lebih kuat” dari sebelumnya.
“Negara Qatar semakin kuat dengan blokade ini, namun masalah-masalah sosial masih ada,” Salem bin Mubarak Al Shafi, Duta Besar Qatar untuk Turki, mengatakan pada Anadolu Agency dalam sebuah wawancara eksklusif.
Meskipun begitu, diplomat itu menunjuk bahwa warga negara Qatar masih menghadapi kesulitan dikarenakan hubungan “mendalam” mereka dengan orang-orang dari negara pemblokade dan investasi yang mereka miliki di sana.
Baca: Mahkamah PBB Tolak Desakan UEA untuk Memberi Sanksi Qatar
Qatar masih berselisih dengan empat negara sejak 5 Juni, 2017, ketika keempatnya menuduh Doha mendukung terorisme – tuduhan yang pemerintah Qatar telah sangkal – dan secara kolektif memutuskan hubungan dengan negara kecil itu.
Blok empat negara Arab tidak berhenti di sana: Mereka juga menjatuhkan blokade darat, laut dan udara terhadap Qatar dengan harap membuatnya memenuhi daftar tuntutan yang mereka ajukan.
Qatar, merespon hal itu, telah dengan keras membantah tuduhan tersebut, menyebut embargo pimpinan Saudi terhadapnya sebagai pelanggaran hukum internasional.
Dubes juga menekankan bahwa pendekatan bijak dalam menyelesaikan krisis membutuhkan empat negara untuk mempertimbangkan kembali sikap mereka dan menarik “tuduhan palsu” mereka.
“Qatar telah membuka kesempatan untuk dialog dan rekonsiliasi,” kata Al Shafi.
Dia menegaskan bahwa Qatar memanggap persatuan negara Teluk penting untuk menghadapi tantangan regional yang ada saat ini.
Al Shafi memuji hubungan Qatar dengan Turki yang telah semakin hangat khususnya setelah krisis Teluk.
“Hubungan Qatar-Turki semakin gemerlang dan harmonis, terutama di tingkat kebijakan luar negeri,” kata dubes.
Dia menganggap hubungan yang lebih baik antara kedua negara dikarenakan keduanya “sadar untuk menemukan solusi dari masalah bukannya menciptakan masalah.” */Nashirul Haq AR