Hidayatullah.com—Duta Besar AS untuk ‘Israel’ David Friedman mengatakan meski penjualan jet tempur F-35 ke Uni Emirat Arab telah disepakati, masih perlu enam hingga tujuh tahun lagi hingga pengiriman.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh Jerusalem Post pada hari Rabu (23/09/2020), Friedman mengatakan bahwa “UEA telah mencoba untuk mendapatkan F-35 selama enam atau tujuh tahun (ini)”.
“Dan waktu pengiriman mungkin enam atau tujuh tahun lagi dari sekarang.”
Sumber yang mengetahui negosiasi F-35 antara AS dan UEA mengatakan kepada Reuters pada hari Selasa (22/09/2020) bahwa kedua negara sedang bekerja untuk mencapai kesepakatan pada bulan Desember.
UEA, salah satu sekutu terdekat AS di Timur Tengah, telah lama menyatakan minatnya untuk memperoleh jet siluman dan telah dijanjikan kesempatan untuk membelinya dalam kesepakatan sampingan yang dibuat ketika mereka setuju untuk menormalisasi hubungan dengan negara penjajah pada Agustus.
Sumber yang mengetahui negosiasi tersebut mengatakan jet tempur F-35 yang dijual ke UEA nantinya akan dikurangi kekuatannya agar teknologi yang dipakai di bawah F-35 yang dimiliki ‘Israel’, kata para ahli pertahanan.
Duta Besar AS lebih lanjut menunjukkan bahwa memastikan keuntungan militer pemerintah Zionis di kawasan itu adalah “masalah hukum, bukan masalah kebijakan”, Middle East Eye melaporkan.
“Sudah menjadi undang-undang AS sejak 2008, dan kebijakan AS jauh lebih lama dari itu. ‘Israel’ telah menangani QME [batas militer kualitatif] di belakang layar secara profesional dan sukses selama lebih dari satu dekade; itu akan terus berjalan seperti ini.”
Pada hari Selasa, Menteri Pertahanan ‘Israel’ Benny Gantz bertemu dengan mitranya dari AS Mark Esper, penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner dan Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O’Brien di Washington.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Kami memuji upaya AS dan komitmennya terhadap ‘keamanan Israel’,” kata Gantz setelah bertemu dengan Kushner. “Kami akan bekerja dalam kemitraan untuk mempromosikan stabilitas di Timur Tengah melalui normalisasi dengan negara lain.”
Esper, di Twitter, mengatakan: “Israel adalah mitra terpenting Amerika Serikat di Timur Tengah dan ikatan antara negara-negara kita tidak tergoyahkan”.*