Hidayatullah.com—Pengadilan Rusia hari Rabu (23/9/2020) memerintahkan dua bulan masa tahanan bagi seorang pemimpin kelompok sesat di Siberia yang mengklaim dirinya sebagai reinkarnasi Yesus Kristus, sementara dakwaan dirinya mencelakai pengikutnya sedang diproses penyidik.
Sergei Torop, seorang pria berambut panjang bekas polisi lalu lintas, memimpin sebuah sekte bernama Gereja Testamen Terakhir selama hampir 30 tahun sejak memproklamirkan dirinya sendiri sebagai “anak Tuhan” setelah “mendapat wahyu”.
Torop dan dua pengikutnya, yang memanggil bos mereka dengan sebutan Vissarion, harus mendekam dalam jeruji besi sampai 22 November sambil menunggu persidangan, begitu menurut keputusan pengadilan di kota Novosibirsk, Siberia, seperti dilansir AFP.
Pasukan khusus Rusia diterbangkan dengan helikopter ke tempat pemukiman sekte itu di daerah Krasnoyarsk hari Selasa dan menahan Torop beserta beberapa orang dekatnya.
Komite Investigasi mengatakan pihaknya berencana menjerat pemimpin sekte itu dengan tuduhan menyelenggarakan sebuah “organisasi keagamaan ilegal dan menyebabkan dua orang atau lebih mengalami cedera parah.”
Penyidik mengatakan Yesus Siberia itu memanipulasi pengikutnya sehingga mereka bersedia memberikannya uang dan melakukan “penyiksaan mental” sedemikian rupa sehingga mereka mengalami gangguan kesehatan serius.
Pengadilan Distrik Pusat Novosibirsk dalam sebuah pernyataan hari Rabu mengatakan bahwa Torop dan dua orang lainnya telah dikenai dakwaan.
Dihadirkan di pengadilan hari Selasa, Torop mengatakan kepada para jurnalis bahwa dia menolak dakwaan yang dituduhkan kepadanya, jurubicaranya dan kepala sebuah sekolah untuk anak-anak para pengikutnya. Torop menyebut dakwaan itu “sulit dipercaya,” lapor kantor berita TASS.
Pengacara ketiga pria tersangka itu mengatakan akan menggugat perintah penahanan kliennya tersebut.
Kasus itu menarik perhatian besar warga di Rusia, di mana mereka menyebut Torop sebagai “Jesus of Siberia” atau “Siberian Christ”.*