Hidayatullah.com—Otoritas Inggris memberlakukan aturan khusus untuk mencegah lebih dari 1.300 fans sepak bola ‘bermasalah’ menghadiri pertandingan Piala Dunia 2022 di Qatar mulai minggu ini. Mulai Jumat ini, total 1.308 pendukung yang biasa bertindak kasar dan menghasut di Inggris dan Wales harus tunduk pada aturan.
The Daily Mail melaporkan bahwa perintah itu, antara lain, mewajibkan para pendukung untuk menyerahkan paspor mereka kepada polisi. “Setiap individu yang tidak melakukannya, mereka akan menghadapi hukuman penjara selama enam bulan dan denda,” jelas laporan itu.
Menurut laporan tersebut, individu yang ingin mengunjungi negara itu memerlukan izin dan menyimpan paspornya. Mereka juga perlu menjalani beberapa pemeriksaan.
“Polisi juga dapat melarang individu yang telah melakukan pelanggaran seperti itu sebelumnya, untuk menghadiri pertandingan, “ kata lapran itu. “Siapa pun akan akan dicegat dan menghadapi sidang pengadilan tentang perintah larangan dalam waktu 24 jam,” jelas laporan itu.
Kantor Dalam Negeri Inggris mengatakan mereka yang tidak menyerahkan paspor dan berusaha untuk pergi ke turnamen dapat menghadapi enam bulan penjara dan denda yang tidak terbatas. Jika salah satu dari setidaknya 1.308 orang dengan perintah pelarangan ingin melakukan perjalanan ke negara lain mulai 10 November hingga akhir turnamen, mereka harus meminta izin untuk memegang paspor mereka dan harus diperiksa.
“Kami semua menantikan untuk mendukung Inggris dan Wales di Qatar dan kami tidak akan membiarkan perilaku minoritas pelanggar hukum menodai apa yang akan menjadi turnamen yang menarik,” kata Menteri Dalam Negeri Suella Braverman, Senin (10/10/22) sebagaimana dikutip LBC.
Populasi bertambah
Sementara itu, data resmi yang dirilis Qatar menunjukkan bahwa total populasi di negara itu meningkat 13,2 persen selama setahun terakhir. Peningkatan itu terjadi saat negara Teluk Arab itu mendatangkan ribuan pekerja asing menjelang Qatar menjadi tuan rumah turnamen sepak bola Piala Dunia 2022 bulan depan.
Berdasarkan data yang dikumpulkan bulan lalu, jumlah orang di negara kaya minyak dan gas itu kini mencapai 2,94 juta orang setelah penambahan sekitar 370.000 orang yang pindah ke Qatar selama setahun terakhir. Pekerja asing berpenghasilan rendah dan orang asing lainnya merupakan mayoritas penduduk negara itu sementara orang Qatar hanya berjumlah sekitar 380.000 orang.
Penyelenggara Piala Dunia menghadapi kekurangan staf saat Qatar bersiap menyambut sekitar 1,2 juta pengunjung selama acara terbesar sepak bola itu. Penyelenggaraan acara internasional ini diharapkan dapat memberikan tekanan pada sektor infrastruktur, perhotelan dan keamanan.
Operator Hotel Accor dilaporkan merekrut 12.000 pekerja asing sementara untuk mengoperasikan 65.000 kamar di apartemen dan rumah yang berfungsi sebagai pemukiman sementara. Qatar sudah memiliki kesepakatan dengan Turki untuk menyediakan lebih dari 3.000 polisi anti-huru-hara.
Bahkan, Pakistan juga setuju untuk mengerahkan pasukan militernya ke Qatar selama turnamen sepak bola dunia tersebut. Berdasarkan dokumen anggaran, Qatar telah membangun jalan raya, tujuh stadion sepak bola, hotel dan gedung pencakar langit, menghabiskan setidaknya US$229 miliar untuk infrastruktur negara.
Hampir setengah dari penduduk Qatar bekerja di industri konstruksi. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan bahwa setelah tahun turnamen, populasi Qatar diperkirakan akan berkurang sekitar 1,2 persen tahun-ke-tahun sebelum menyusut menjadi 2,5 juta pada tahun 2027, kutip Reuters.*