Hidayatullah.com—Eskalasi kekerasan di Myanmar di tengah aksi protes anti-kudera menyulut eksodus warga Korea Selatan dari negara itu. Mengikuti jejak sejumlah negara lain, pemerintah Korsel mengimbau warganya agar meninggalkan Myanmar demi keselamatan diri “Kami meminta warga Korea di Myanmar agar pulang kembali ke rumah melalui penerbangan yang ada, sepanjang mereka tidak sedang dalam tugas yang penting, dan menahan diri untuk tidak memasuki negara itu sampai situasinya membaik” kata kementerian dalam pernyataan resminya hari Jumat (2/4/2021), seperti dilansir The Korea Times.
Kementerian mengatakan pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk menambah penerbangan sementara yang ada di rute Yangon-Incheon menjadi tiga kali seminggu pada bulan ini dari yang ada saat ini dua kali sepekan.
Kementerian mengatakan keputusan itu diambil setelah membahas perkembangan situasi dengan Dubes Korsel di Myanmar melalui teleconference, seraya menambahkan bahwa sekitar 370 warga Korsel sudah kembali dari Myanmar sejak 1 Februari, ketika militer melakukan kudeta terhadap pemerintah partai NDL pimpinan Aung Dan Suu Kyi.
Kekhawatiran akan keselamatan warga Korsel semakin tinggi setelah seorang staf lokal Shinhan Bank, salah satu bank Korsel terbesar, ditembak di bagian kepala ada hari Rabu di Yangon saat perjalanan pulang dengan kendaraan kantor. Pegawai bank itu sempat dirawat di rumah sakit tetapi meninggal dunia pada hari Jumat.
Insiden itu mendorong pemerintah Korsel mengimbau warganya untuk segera meninggalkan Myanmar, dan juga mendorong perusahaan asal Korsel mendesak pegawainya keluar dari negara itu.
Dewan Keamanan Nasional di Cheong Wa Dae menggelar pertemuan yang dipimpin oleh Menlu Chung Eui-yong, hari Kamis, yang berjanji akan menjamin keselamatan warga dan perusahaan Korsel di Myanmar, dan memulangkan mereka apabila situasinya memburuk.*