Hidayatullah.com — Sebuah pesawat Qatar mendarat di Kabul Rabu (01/09/2021) membawa tim teknis untuk membahas dimulainya kembali operasi bandara. Hal itu setelah pengambilalihan Taliban di Afghanistan, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, lansir The New Arab.
“Sebuah jet Qatar yang membawa tim teknis telah mendarat di Kabul hari ini untuk membahas dimulainya kembali operasi di bandara,” kata sumber itu kepada AFP.
“Meskipun tidak ada kesepakatan akhir yang dicapai mengenai pemberian bantuan teknis, tim teknis Qatar telah memulai diskusi ini berdasarkan permintaan pihak lain.
“Pembicaraan masih berlangsung di tingkat keamanan dan operasi.”
Sumber itu mengatakan tujuannya adalah untuk melanjutkan penerbangan untuk bantuan kemanusiaan dan untuk memberikan kebebasan bergerak, termasuk dimulainya kembali upaya evakuasi.
Media Arab di Twitter mengutip juru bicara Taliban yang mengatakan mereka “secara resmi meminta Qatar untuk membantu mengelola bandara sesegera mungkin”.
Lebih dari 123.000 warga negara asing dan warga Afghanistan telah meninggalkan negara itu dalam operasi pengangkutan udara yang berakhir pada hari Selasa (31/08/2021), tetapi lebih banyak lagi yang putus asa untuk pergi.
Para pejabat AS mengatakan bandara Kabul dalam kondisi buruk, dengan banyak infrastruktur dasarnya rusak atau hancur.
Pejuang Taliban merayakan dengan tembakan pada hari Selasa setelah pasukan AS terakhir meninggalkan Kabul setelah perang dua dekade.
Qatar menjadi tuan rumah negosiasi antara Taliban dan Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir dan merupakan titik transit bagi sekitar 43.000 pengungsi dari Afghanistan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
AS menginvasi Afghanistan dan menggulingkan pemerintah Taliban pada tahun 2001 setelah serangan 9/11 oleh Al-Qaeda, yang mencari perlindungan di negara itu.
Ibu kota Barat khawatir Afghanistan bisa kembali menjadi surga bagi para ekstremis yang bertekad melakukan serangan.
Negara-negara Teluk, termasuk Qatar, telah menjadi pos-pos pementasan instrumental untuk penerbangan evakuasi bagi warga negara-negara Barat serta penerjemah Afghanistan, jurnalis, dan lainnya.*