Hidayatullah.com–Menteri Pertahanan Isrsel Benny Gantz tiba di Rabat dalam lawatan bersejarah ke Maroko di tengah-tengah ketegangan dengan negara tetangga Aljazair.
Kunjungan itu merupakan kunjungan resmi pertama oleh seorang menteri pertahanan Israel ke Maroko, dan dilakukan dua tahun setelah kedua negara memperbaiki hubungan diplomatik mereka.
Maroko menjalin hubungan dengan Israel pada tahun 1990-an, tetapi dibekukan menyusul perlawawan kedua rakyat Palestina terhadap penjajahan Israel pada tahun 2000-an.
Pada tahun 2020 Rabat ikut ambil bagian dalam Abraham Accords dengan sejumlah negara Arab guna menormalisasi hubungan dengan Israel yang dijembatani oleh presiden Amerika Serikat kala itu Donald Trump.
Gantz membagikan foto saat dirinya bertemu Menhan Maroko Abd al-Latif Lodi di Twitter, lansir BBC Rabu (24/11/2021).
Pada 29 September perusahaan minyak Israel Ratio Petroleum mengumumkan bahwa pihaknya telah menandatangani kesepakatan kemitraan dengan Rabat untuk mengekplorasi minyak dan gas lepas pantai di kawasan Dakhla dekat Sahara Barat.
Perangkat lunak spionase Pegasus, buatan perusahaan swasta Israel NSO, kabarnya dipakai oleh pihak berwenang Maroko.
Kunjungan Gantz dilakukan beberapa pekan setelah Aljazair memutuskan hubungan diplomatik dengan Maroko, yang ditudingnya melakukan “tindakan bermusuhan”, termasuk penggunaan Pegasus untuk memata-matai pejabat politik dan militer Aljazair.
Aljir juga menuding Rabat membunuh tiga sopir truk warga Aljazair dalam serangan drone di kawasan Sahara Barat. Sopir truk terebut sedang dalam perjalanan mengirimkan barang ke Mauritania.
Rabat dan Aljir juga bersitegang disebabkan masalah Sahara Barat yang diklaim sebagai wilayah Maroko. Aljazair mendukung Polisario, kelompok yang berusaha memerdekakan kawasan itu dan mendirikan negara sendiri.*