Hidayatullah.com– Warga Bangladesh penggemar sepakbola berteriak “Messi, Messi” dan berjoget menari-nari di jalanan merayakan kemenangan timnas Argentina dalam final Piala Dunia 2022 di Qatar. Semangat orang Bangladesh membela tim favorit mereka bahkan sampai membuat sejumlah orang mati kesetrum dan jatuh dari atap.
Menurut polisi, ratusan ribu orang melawan suhu dingin untuk menonton pertandingan final Piala Dunia 2022 di layar raksasa yang dipasang di alun-alun, jalan, dan lapangan sepak bola utama di ibu kota Dhaka, lapor AFP Ahad (18/12/2022).
Banyak dari mereka mengenakan kaos berwarna biru langit dan putih khas seragam timnas Argentina dan mengenakan jersey nomor 10 ikonik Lionel Messi.
“Saya tidak tahu mengapa saya menangis, tetapi saya menangis untuknya,” kata Nafiun Rahman Zian, seorang pemuda 18 tahun penggemar Messi, kepada AFP.
“Penantian bertahun-tahun (sudah berakhir) untuk melihat cintaku, si pesulap kecil, memegang trofi paling bergengsi yang sangat dia dambakan,” katanya.
Bangladesh, negara mayoritas Muslim berpenduduk 170 juta jiwa, masyarakatnya sangat mencintai olahraga cricket dan tim nasional mereka bahkan menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Namun, Bangladesh termasuk penghuni peringkat buncit di kancah sepakbola dunia.
Meskipun demikian, setiap empat tahun masyarakat di Bangladesh – seperti penduduk dunia di belahan dunia lain – fokus menikmati kompetisi Piala Dunia FIFA. Tradisinya, dukungan masyarakat Bangladesh terbagi menjadi dua – satu kubu pendukung Argentina, satu kubu pendukung Brazil.
Kerumunan besar hari Ahad berkumpul di kampus Universitas Dhaka di pusat kota. Banyak orang melukis bendera Argentina di pipi mereka untuk menyaksikan pertandingan yang disiarkan langsung dari Qatar.
Kerumunan bersorak gembira ketika Messi mencetak gol pertama dalam pertandingan final, dengan tendangan penalti.
“Saya tidak bisa mengungkapkan betapa bahagianya saya,” kata Imon Gazi sambil mengusap matanya, setelah pemain Argentina Angel Di Maria mencetak gol untuk mengubah skor menjadi 2-0.
Penonton terdiam lesu saat dua gol Kylian Mbappe dari Prancis membawa pertandingan ke perpanjangan waktu dengan skor 2-2.
“Saya merasa seperti kena serangan jantung,” kata Abdus Sabur, seorang tukang ojek berusia 40 tahun. Dia mengaku sebagai pendukung Brazil, tetapi beralih ke Argentina di babak final disebabkan Messi.
“Mbappe berusia 23. Dia masih dapat bermain di Piala Dunia tiga kali lagi. Piala kali ini harus dibawa Messi,” ujarnya, di saat tendangan Mbappe dalam adu penalti menyamakan skor 3-3.
Ketika tendangan Gonzalo Montiel memastikan kemenangan Argentina atas Prancis 4-2, kerumunan orang yang menyemut di halaman Universitas Dhaka girang bukan kepalang.
“Banyak teman saya, terutama yang mendukung Brasil, mengejek saya dan sesama pendukung Argentina bahwa kami tidak memenangkan apa pun sejak Piala Dunia 1986, padahal saya belum lahir,” kata pemuda berusia 19 tahun bernama Mohammad Hasan.
“Messi telah membuktikan bahwa dia adalah pemain terhebat di dunia. Dia bahkan lebih hebat dari Diego Maradona atau rivalnya Cristiano Ronaldo. Perdebatan selesai,” ujarnya.
Persaingan pendukung Argentina-Brazil merebak hingga ke pelosok kampung di Bangladesh. Sejumlah warga desa bahkan mengecat dinding rumah mereka seperti warna bendera tim kesayangan masing-masing.
Tidak hanya itu, sedikitnya tujuh orang tewas karena kesetrum atau jatuh dari atap saat berusaha mengibarkan bendera nasional tim dukungan mereka di rumahnya, menurut laporan kepolisian.
Sedikitnya tiga orang juga kehilangan nyawa setelah pendukung tim sepakbola yang berlawanan saling adu jotos di sejumlah kota kecil, kata polisi.*