Hidayatullah.com—Pemimpin Pemerintah Regional Kurdistan Iraq (KRG) Presiden Massoud Barzani dijadwalkan mengunjungi Turki hari Rabu (9/12/2015) ini guna membicarakan koordinasi serangan terhadap kelompok ISIS (ISIL), serta ketegangan dengan Baghdad belakangan ini perihal pengerahan pasukan Turki di wilayah Iraq.
“Kami akan mendiskusikan semua isu secara mendalam, tetapi sebagian besar waktu akan dihabiskan untuk membahas peran Ankara dalam memerangi ISIL setelah NATO dan kekuatan-kekuatan lainnya memberikan dukungan kepada Turki,” kata Barzani pada hari Selasa (8/12/2015) saat konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Streinmeier di ibukota KRG, Arbil.
Baca juga: NATO Tak Akan Kirim Pasukan Darat Untuk Perangi ISIS.
Dilansir Hurriyet, Barzani mengatakan “ada kesepakatan antara Baghdad dan Ankara tentang pengerahan pasukan Turki di dekat Mosul,” seraya menambahkan bahwa menurutnya reaksi-reaksi yang ada perihal masalah itu terlalu “dilebih-lebihkan”.
Turki pada 4 Desember mengerahkan sekitar 150 personel tentaranya untuk menggantikan personel yang sebelumnya telah ditugaskan melatih pasukan Kurdi, Peshmerga.
Berangkat ke daerah tersebut bersama pasukan Turki itu adalah 20 hingga 25 kendaraan tank.
Sumber-sumber di militer Turki mengatakan pada 5 Desember bahwa mereka telah melatih para pelaga (fighters) di empat provinsi di utara Iraq dengan tujuan utama memerangi ISIS.
Pada hari Senin (7/12/2015) Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengumumkan bahwa Barzani akan mengunjungi Turki pada tanggal 9 Desember. Kunjungan itu telah direncakan sebelum ketegangan antara Ankara dan Baghdad terjadi seputar pengerahan pasukan tambahan Turki ke Mosul untuk melatih kelompok-kelompok Muslim Sunni, imbuh Cavusoglu.
Kunjungan itu sebelumnya dijadwalkan pada 4 Desember, tetapi ditunda setelah kontroversi soal pengerahan pasukan Turki ke Mosul mencuat ke permukaan.
Baca juga Iraq: Kami Tidak Butuh Pasukan Asing untuk Perangi ISIS.
Sementara itu, Perdana Menteri Iraq Haider Al-Abadi pada 7 Desember mengatakan hanya tersisa 24 jam dari 48 jam waktu yang diberikan Baghdad kepada Turki untuk menarik pasukannya dari wilayah Iraq. Abadi juga menantang Turki untuk membuktikan bahwa Baghdad mengetahui atau menyetujui perihal pengerahan pasukan Turki itu ke wilayah negaranya.*