Hidayatullah.com– Leaders of the Southern Baptist Convention (SBC), denominasi Kristen Protestan terbesar di Amerika Serikat, hari Kamis (25/5/2022) merilis 205 halaman daftar nama pendeta, rohaniwan dan orang-orang gereja tersangka kejahatan seksual.
Perilisan daftar tersebut ke publik dilakukan beberapa hari setelah penyelidik independen mengatakan bahwa gereja selama bertahun-tahun telah menyembunyikan laporan pelecehan seksual terhadap para pendeta, rohaniwan dan staf gereja.
“Daftar ini dipublikasikan untuk pertama kalinya sebagai langkah awal, tetapi penting, untuk mengatasi momok pelecehan seksual dan menerapkan reformasi dalam Convention,” kata SBC dalam sebuah pernyataan di situs webnya, seperti dikutip AFP.
Hasil penyelidikan firma investigasi Guidepost itu, yang dikeluarkan pada hari Ahad lalu, menemukan bahwa selama hampir dua dekade, penyintas dan advokat yang melaporkan pelanggaran seksual menghadapi “perlawanan, penghalang, dan bahkan permusuhan langsung” dari anggota komite eksekutif gereja.
Hari Kamis, SBC mengatakan bahwa mereka berharap “gereja akan menggunakan daftar ini secara proaktif untuk melindungi dan merawat kalangan yang paling rentan di antara kita.”
Daftar yang baru dirilis itu berisi ratusan entri — beberapa di antaranya disunting sebagian atau seluruhnya — merinci tuduhan, hukuman, dan beberapa kasus yang tidak dilaporkan ke polisi.
Beberapa tuduhan dalam daftar tersebut berkaitan dengan kejahatan seksual terhadap anak-anak berusia lima tahun.
Pada 2019, hasil investigasi mengejutkan oleh dua surat kabar Texas mengungkapkan ratusan predator dan lebih dari 700 korban pelecehan seksual di dalam lingkungan gereja SBC sejak 1998.
SBC memiliki ribuan gereja dan 15 juta anggota, sebagian besar di bagian selatan Amerika Serikat.*