Hidayatullah.com–Sebagian besar penduduk di Ibu Kota Suriah mengalami kekurangan pasokan air sejak 13 hari lalu setelah tentara Rezim Bashar al Asaad dan sekutunya membom pembangkit air utama kota itu dengan alasan menyerang kelompok oposisi.
“Saya tidak bisa mencuci pakaian atau piring. Rumah juga tidak bisa dibersihkan. Kami sudah berhari-hari tidak mandi, “kata Mona Maqssoud, penduduk berusia 50 tahun dilansir Zaman Al Wasl.
Warga Damaskus, menurut Mona, saat ini hanya mengandalkan tangki air yang datang sesekali dan memberikan 20 liter air (5 galon) untuk perrumah, namun itu belum cukup.
Rezim Bashar dan Teroris Hizbullah Serang Daerah Pasokan Air dekat Damaskus
Kebanyakan daerah di kota itu terputus pasokan air sejak 22 Desember 2016 lalu.
Tentara pemerintah dan sekutunya – kelompok milisi Syiah Hizbullah dari Libanon menyerang Wadi Barada, lembah di barat laut Damaskus, tempat sungai mengalir sampai ke kota itu.
Dengan bantuan pesawat-pesawat Rusia, mereka membom pusat pengolahan air Ain el-FIjeh, menyebabkan hancur dan mencemari sungai bersangkutan.
Rezim Bashar Lanjutkan Serangan, Oposisi Ancam Boikot Perundingan
Seorang petugas pusat itu, Abu Mohammed al-Baradwi mengatakan, perbaikan fasilitas berkenaan mungkin butuh dua bulan.
Rezim Bashar dalam pernyataannya menyangkal membom pusat penyediaan air dengan alasan ia tidak akan mempengaruhi kehidupan rakyatnya sendiri.
Sebagaimana diketahui, pasca menghancurkan Aleppo dan mengusir semua warganya, rezim Bashar al Assad dibantu teroris Hizbullah telah melancarkan serangan sengit di desa Sungai Barada Wadi sejak minggu lalu.
Sebelum ini, sumber mata di wilayah Wadi Barada, dikontrol pihak oposisi. Pengeboman dan telah membunuh banyak orang dan menyebabkan kerusakan fasilitas penting di wilayah Ein al Fija yang selama ini banyak pasokan menyediakan air minum banyak orang di Suriah.*