Hidayatullah.com– Kegiatan “Subuh Berjamaah 7117” di Masjid Nurul Iman, Oebobo Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Sabtu Jumat (06/01/2017) berjalan dengan lancar dan aman.
Penanggung jawab Masjid Nurul Iman Muhsin Thalib menyampaikan, shalat Subuh yang biasanya hanya diikuti setengah shaf kini diikuti 3 shaf. Ini bisa dimaklumi, mengingat warga muslim di sekitar masjid Nurul Iman hanya 13 buah, selebihnya banyak didominasi kaum Non Muslim.
Hadir dalam kegiatan antara lain; alim-ulama, Ketua PHBI Kabupaten Kupang, Ketua MUI Kefamananu Timor-Tengah Utara, Pengurus Masjid Nurul Iman, Mahasiswa Akademi Dakwah Islam Kota Kupang, dan puluhan jamaah lainnya.
Muhsin Thalib mengingatkan, bahwa dakwah membutuhkan metodologi dan sosiologis. Bagaimana cara menghadapi manusia. Itulah pentingnya mempelajari metode berdakwah.
“Sosilogis yaitu berkaitan dengan perlunya pendekatan-pendekatan kepada pihak lain,” ujarnya.
Muhsin menambahkan, umat Islam selalu memberi kedamaian untuk umat manusia. Bahkan memeberikan rahmat bagi seluruh alam semesta.
“Kita telah hidup di akhir zaman maka cerdas-cerdaslah dalam menghadapi situasi dan kondisi di sekitar sehingga kita terhindar dari fitnah akhir zaman,” demikian papar Muhsin.
Ceramah Kedua disampaikan Ustadz Syaiful Bahri, penanggungjawab kegiatan.
“Kebahagian yang sesungguhnya adalah saat manusia mendekatkan diri kepada Allah Swt. Lewat sujud bersimpuh di hadapan-Nya. Salah satunya yaitu shalat Subuh berjamaah,” ujarnya.
Melihat fenomena alam dan tanda-tanda akhir zaman belakangan ini membuat panitia merasa terpanggil untuk mengajak umat Islam lebih banyak memakmurkan masjid. Harapanya setiap masjid ada ‘Pejuang Subuh’ yang menggerakan umat untuk ke masjid dan lebih banyak lagi umat berbondong-bondong ke masjid.
Dalam acara ini panitia mengedarkan sorban untuk korban banjir Bima, NTB. Total dana telah terkumpul sebesar Rp. 2 Juta.
Hadir pula Ustadz Hidayat Mustafid Lc. Dalam tausiah singkatnya ia menyampaikan, hadirnya jemaah Subuh adalah sebagaiman nama masjidnya yaitu, Nurul Iman (Cahaya Iman) semoga ada hidayah dan cahaya iman yang senantiasa menancap kuat di dalam hati.
“Bersatunya kita umat Islam adalah bersatu menghadap/sujud kepada Allah Subhanahu Wata’ala mengadu segala apa yang kita hadapi saat ini. Tentu dalam ikatan iman yang kuat,” ujarnya.*/kiriman Abu Zain Zaidan (Kupang)