Hidayatullah.com–Asvi Warman Adam, sejarawan LIPI, meminta media massa terus membongkar kasus NII KW-9 hingga selesai, sebelum beralih ke isu yang lain.
“Media harus kejar kasus NII hingga tuntas, sampai ke petingi-petingginya,” kata Asvi, di sela-sela Media Briefing di Jakarta, Rabu sore (11/5).
Asvi berpendapat, setiap kegiatan pemberontakan, perebutan kekuasaan, ataupun aksi-aksi semisalnya, pasti mempunyai aktor intelektual di belakangnya. Dalam kasus NII, hal tersebut yang harus dibongkar.
“Setiap kegiatan kudeta pasti ada dalangnya, aparat harus menemukan dalang NII,” ujarnya.
Keterlibatan organisasi politik yang pernah memanfaatkan keberadaan pesantren Al Zaytun sebagai lumbung suara dan kedekatan petinggi intelijen, kata Asvi, tidak masalah untuk diusut hingga tuntas.
Aparat hukum tidak perlu khawatir kesulitan menjerat NII dengan pasal makar, atau dapat menggunakan pasal penipuan dan pemerasan, karena, menurutnya, persoalan NII adalah persoalan kriminal.
Lebih dari itu, persoalan NII bukanlah rekayasa, tetapi riil dirasakan oleh masyarakat, dengan adanya korban dan saksi yang mengalaminya. dan terpenting persoalan ini diderita oleh seluruh rakyat Indonesia.
“Masalah NII buka hanya masalah bangsa, tetapi juga masalah umat Islam, karena umat Islam juga dirugikan,” tandas Asvi.*