Hidayatullah.com–Bagaimana rasanya dakwah di atas kapal berhari-hari? Edi Handoko, mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Lukman Al Hakim (STAIL) Surabaya semester 8 ini melakoninya sejak dari tanggal 30 Juli hingga 11 Agustus. Mahasiswa asal Bengkulu ini berdakwah di KM Lambelu dengan rute Surabaya-Bitung (Sulawesi), bolak-balik selama sekitar 12 hari.
“Paling tidak, dakwah di atas kapal harus kuat fisik,” ujar lajang berbadan subur ini kepada hidayatullah.com.
Menurutnya, cuaca di kapal yang tidak menentu, kadang panas dan dingin menjadi salah satu penyebabnya. Apalagi baginya yang jarang naik kapal. Namun, karena penumpang terlihat semangat dalam beribadah, membuat semangat dakwahnya membuncah.
“Setiap shalat, bisa mencapai sekitar 300 penumpang,” katanya.
Banyaknya jumlah yang beribadah ini sebagai pertanda hausnya para penumpang akan ruhani. Sayangnya, menurut Edi, pihak Kapal tidak memiliki dai yang cukup.
“Dai yang disediakan pihak kapal adalah para ABK. Jadi persoalan peribadatan di masjid kapal ada di mereka,” terangnya. Karena itu, dengan kehadirannya beberapa hari tersebut bisa membantu para awak kapal.
Edi sendiri selama di kapal bersama temannya, Dadang Sudrajat, yang sama-sama mahasiswa STAIL bertugas memakmurkan masjid, dari bersih-bersih, azan, tadarus, imam shalat, dan ceramah. “Iya, itu yang bisa kita lakukan, tidak banyak” ujarnya.
Kata Edi, penumpang terdiri dari berbagai golongan, ada juga yang ustadz. Karena itu, agar tidak monoton, sehabis shalat, Edi mempersilakan kepada jamaah yang ingin menyampaikan tausiyah. Nanti, bila tidak ada yang maju, baru Edi yang akan menyampaikannya.
Meski demikian, tak jarang penumpang yang mau memberikan ceramah. Biasanya para Jamaah Tabligh yang melakukan perjalanan. “Selama ini yang mau berceramah ya mereka,” ungkapnya.
Keberadaan Edi dan Dadang dirasa telah membantu pihak kapal. Pihak ABK pun sangat berterimakasih. “Pihak ABK bilang, kita akan disambut dengan terbuka,” tuturnya.
Tugas dakwah tersebut adalah salah satu tugas kekaderan yang wajib dilakoni para mahasiswa. Tugas mulia tersebut akan dikontrol dan dinilai oleh pihak kampus.*