Hidayatullah.com–Untuk kedua kalinya, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Orwil Jawa Timur akan memberikan penghargaan kepada pengelola masjid di Mall, hotel berbintang, dan Rumah Sakit di Surabaya.
Penghargaan ini akan diberikan ICMI Jatim atas prestasi masjid atau mushalla di Mall, hotel berbintang, dan Rumah Sakit atas pengelolaan yang produktif, kemakmuran masjid terjaga beserta kebersihannya.
Bila tahun lalu, penghargaan hanya diberikan kepada pengelola masjid Mall (Grand City dan Matos) sedangkan untuk tahun ini ditambah hotel dan Rumah Sakit. Demikian halnya yang disampaikan Hakky Mahkota Fuadi, M.Si selaku kordinator Masjid Award.
“Observasi terhadap pengelolaan masjid/mushala di mall, hotel, maupun Rumah Sakit sudah berlangsung hampir satu tahun. Adapun penilain dilakukan secara rahasia sejak bulan Juli ini,” jelasnya kepada hidayatullah.com.
Dari hasil penilaian yang telah berlangsung itu akan diumumkan dipertengahan Ramadhan 1433 H, tambahnya. Harapan pemberian apresiasi ini, agar pengelola mall, rumah sakit, dan hotel berbintang terus meningkatkan dan peduli terhadap layanan publik yang menjadi kebutuhan kaum Muslimin.
Penilaian terhadap berbagai tempat itu juga melibatkan berbagai lembaga diantaranya MUI, Dewan Masjid Indonesia, Dinas Pariwisata dan Budaya, Dinas Kesehatan, Komunitas Gerakan Mukena Bersih serta mahasiswa dan masyarakat.
Bagi ICMI kata Hakky, penghargaan ini bukan semata-mata karena perlombahaan tapi sebatas memberikan rasa atensi atas kepeduliaannya terhadap layanan publik yang terperhatikan oleh para pengelola mall, hotel, dan Rumah Sakit. Harapannya tentu di tempat-tempat lain yang mempunyai fasilitas tersebut akan lebih memperhatikan lagi hal-hal yang menyangkut kemakmuran masjid, sarana penunjang ibadah beserta kebersihannya.
Ismail Nachu, Ketua ICMI Jatim secara terpisah mengatakan, seharusnya pemerintah dan masyarakat Muslim itu lebih peduli terhadap layanan ibadah. Karena masjid/mushalla di ranah publik itu sangat penting dan selalu menjadi pusat perhatian masyarakat.
“Kita tidak ingin melihat lagi masjid/mushalla itu apa adanya termasuk lokasinya pun ditempat yang tidak sesuai peruntukkannya. Begitu juga kebersihan toilet dan tempat wudlu serta sarana ibadahanya ala kadarnya yang tidak sesuai dengan gemarlap mall, hotel, maupun rumah sakit,” jelasnya.
Masih menurut Ismail, ICMI berharap mampu mendorong dan memotivasi serta mengajak perubahan atas kondisi masjid/mushalla di tempat publik. ICMI juga mendorong agar anggota dewan perwakilan rakyat mampu mencetuskan Raperda tentang peruntukan tempat ibadah di tempat umum agar lebih representative.*