Hidayatullah.com–Bekam untuk pengobatan dan peningkatan kesehatan saat ini tengah menjadi tren dan pilihan di masyarakat.
Menyikapi hal ini, Dokter Zaidul Akbar, Ketua DPP Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) menyarankan agar masyarakat tidak sembarangan dalam berbekam.
“Saya berpesan agar sebelum berbekam, kita harus tanya dulu terapis bekam tersebut apakah sudah bersertifikasi ABI atau belum,” kata Zaidul saat menjadi pembicara Seminar Nasional ‘Sehat Tanpa Obat’ di Audiotorium Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta, Selasa (05/11/2013) siang.
Seorang terapis harus tahu langkah-langkah medis dalam berbekam.
Saat ini, jelas Zaidul, banyak klinik-klinik atau pun terapis bekam yang tidak memperhatikan aspek kebersihan.
“Standar berbekam bagi terapis adalah bersarung tangan dan bermasker. Alat-alat bekam juga harus diperhatikan aspek kebersihannya. Jangan kita bayar 50-100 ribu rupiah lalu terinfeksi hepatitis akibat alat bekam yang tidak bersih,” jelasnya.
Selain itu, banyak juga klinik bekam yang terlalu percaya diri (overconfident) dalam mempromosikan bekam.
“Ada klinik yang menggaransi menyembuhkan penyakit kenChinag manis dengan waktu tiga hari. Saya berpesan, jangan overconfident,” jelasnya.*