Hidayatullah.com–Minimnya jumlah umat Islam yang berkomitmen terhadap perbaikan nasib bangsa membuat salah satu di antara dampak partai politik (parpol) Islam kalah populer. Selain itu, umat Islam sering dikalahkan banyaknya berita yang menghantam persatuan umat.
Demikian disampaikan dosen Universitas HAMKA (UHAMKA), Jakarta, Alfian Tanjung di acara Tadabbur Qur’an- Qur’anic Generation (Q-GEN), Arrahman Quranic Learning Center (AQL), Jakarta.
Alfian membandingkan kerja tim pencitraan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) yang banyak didukung media dan pendukungnya di sosial media (sosmed). Dengan ribuan tim yang terus memantau pergerakan Jokowi di depan layar media sosial, para tim pemberitaan menggiring citra positif.
“Puluhan ribu ‘laskar’ siap digerakkan untuk menggiring opini sekaligus membantah jika ada opini negatif tentang Jokowi,” jelasnya.
Sesungguhnya, pertarungan antara penegak kebaikan dan kebathilan dengan berbagai usaha mengkerdilkan Islam, riuh bergerak hingga di bawah tanah. Dan tentu saja, media massa berada di balik perang pencitraan ini.
Di hadapan kaum muda Q-Gen, Alfian mendorong mereka untuk mengikuti pemberitaan Pemilu melalui sosial media dan ikut ambil bagian ‘berperang’ di sana, hatta hanya melalui internet.
“Bagi Muslimah yang sudah berumah tangga, jihad melalui internet di rumah. Tulis status atau share berita tentang Islam,”sarannya.
Sesungguhnya, persatuan umat Islam di Indonesia yang berjumlah lebih dari 80 persen, bias menakutkan kaum liberal.
Kenyataan ini dipahami Alfian melalui berbagai beberapa pemberitaan surat kabar nasional beroplah tinggi. Dalam tulisannya, ada sebuah media meyakini kekuatan umat bisa dibangkitan melalui berbagai status dan broadcast berita di media sosial.
Menurutnya, dunia cyber menjadi senjata utama menggalang suara umat.
“Siapa menyangka PKS bisa melewati ring yang tinggi? Siapa yang bisa menyangka PPP bisa lewat dari 6 persen,”tuturnya.
Itu semua, lanjut Alfian, dikarenakan banyaknya seruan memilih partai Islam. Karena itu Alfian menghimbau masyaralat untuk memilih Capres dari parpol Islam.
“Pilih partai Islam dan pilih calon yang Islami!”ucapnya tandas.*