Hidayatullah.com– Bagi Anda penggila sepakbola, tentu enggan melewatkan tontonan setiap pertandingan Piala Dunia 2014. Bagaimana pada bulan Ramadhan ini? Sebagian umat Islam penggila sepakbola kerepotan mengontrol ‘nafsu sepakbola’-nya. Akibatnya, seringkali ibadah Ramadhan terabaikan, khususnya saat menonton pertandingan pada malam hari.
Untuk Muslim tipe ini, ada tips agar ibadah tetap terjaga dan ‘nafsu sepakbola’ tetap terkontrol.
Tips ini disarankan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni dan Budaya, KH Ahmad Cholil Ridwan. Dia menyarankan, agar tak membuang waktu menonton sepakbola berjam-jam, cukup mengikuti beritanya saja.
“Malam (Ramadhan) diisi dengan membaca al-Qur’an untuk mengkhatamkannya. Dan untuk Piala Dunia cukup dengan mengikuti beritanya di siaran berita televisi atau media lainnya,” ujarnya berbagi saran saat dihubungi hidayatullah.com di Jakarta, 4 Ramadhan 1435 H, Selasa (1/7/2014) malam.
Kiai Cholil menyayangkan, pada bulan suci ini banyak orang Islam yang menghabiskan waktunya dengan menonton sepakbola. Padahal, waktu yang ada bisa dimanfaatkan untuk memaksimalkan ibadah.
“Iya (disayangkan)! Kesempatan emas untuk meraih barakah (Ramadhan) menjadi terbuang sia-sia,” ujarnya.
Bukan Ibadah Jangan Ganggu Ibadah
Cholil mengatakan, Ramadhan adalah ibadah yang masuk dalam rukun Islam, dijalankan selama sebulan penuh. Waktu siangnya adalah shiyaam (berpuasa), dan malamnya qiyaam (bangun ibadah).
“Kalau (puasa) kita qiyas-kan dengan shalat, berarti sejak takbiratul ihram sampai dengan salam, kita dalam keadaan shalat. Tidak boleh melanggar syarat rukun shalat, seperti membuka sebagian aurat, maka shalat batal. Maka para shoimin–shoimat (orang-orang yang berpuasa. Red), seyogyanya tidak ‘membuka aurat’ sama sekali selama 24 jam, (yaitu) selama 1 bulan penuh (berpuasa),” jelasnya mengibaratkan puasa dengan shalat.
“Sehubungan Piala Dunia, sepakbola, bukan ibadah mahdhah. Yang pasti yang bukan ibadah tidak boleh mengganggu dan merusak ibadah. Jangan sampai nonton Piala Dunia mengurangi pahala ibadah Ramadhan,” lanjutnya berpesan.
Seperti diketahui, gelaran Piala Dunia 2014 berbenturan dengan Ramadhan 1435 H. Benturan ini diduga rekayasa Barat untuk melemahkan kaum Muslimin saat Ramadhan. Namun Cholil tidak sependapat dengan dugaan tersebut.
“Saya pikir tidak sejauh itu. Memang perbedaan jumlah hari di tahun Masehi dan Hijriyah menjadikan Piala Dunia jatuh di bulan Ramadhan. Sama dengan pilpres (Pemilihan Presiden RI. Red) di bulan Ramadhan. Itu, kan, bukan rekayasa,” pungkasnya.*