Hidayatullah.com- Kami mendesak agar pihak Kepolisian melakukan penanganan terhadap insiden yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua, Jum’at (17/07/2015) secara obyektif, professional dan proporsional demi terciptanya situasi yang kondusif bagi keamanan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat.
Demikian dikatakan Sekretaris Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur Mochammad Yunus,SIP, M.Pd.I dalam rilisnya guna menanggapi peristiwa pembubaran jama’ah Shalat Idul Fitri yang disertai dengan penyerangan, pelemparan baru serta pembakaran terhadap Masjid Baitul Mutaqin oleh Gerombolan Pengacau Keamanan dari Gereja Injili di Indonesia (GPK- GIDI) Badan Pekerja Wilayah Kabupaten Tolikara, Papua, Jum’at (17/07/2015).
“Kami juga mendesak agar Kepolisian melakukan proses penegakan hukum dengan baik, benar dan menjunjung tinggi keadilan serta memegang teguh prinsip kesamaan derajat di hadapan hukum,” kata Yunus.
Untuk itu, GUIB berharap kepada pihak Kepolisian agar menindak tegas semua pihak yang terlibat dalam kasus itu dengan baik dan mengklasifikasikan kejahatan mereka sebagai Extra Ordinary Crime.
“Penanganannya harus melibatkan Detasemen Khusus 88 (Densus 88) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Komunikasi Penanggulangan Terorisme (FKPT) di daerah,” imbuh Yunus.
Selain itu, GUIB mengutuk keras aksi premanisme atas nama agama yang dilakukan dalam peristiwa tersebut. Sebab, lanjutnya, itu mengakibatkan terjadinya gangguan terhadap keamanan, ketenteraman serta ketertiban masyarakat.
“Hal itu secara demonstratif bisa menghancurkan 4 pilar negara yaitu pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI serta menjadi faktor pemicu munculnya konflik SARA,” demikian pernyataan GUIB Jawa Timur, lembaga di bawah naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur yang beranggotakan ormas-ormas Islam di Jawa Timur.
Adapun ormas-ormas Islam yang tergabung dalam GUIB Jawa Timur seperti Nahdhatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Hidayatullah, Perhimpunan Al Irsyad, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Dewan Masjid Indonesia (DMI), Front Pembela Islam (FPI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Persatuan Islam (PERSIS), Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI).*