Hidayatullah.com– Kelurahan Dara di Kecamatan Rasane Barat, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi salah satu titik terparah banjir bandang yang melanda sebagian besar Bima, Rabu (21/12/2016) dan Jumat (23/12/2016) lalu.
Pengurus Masjid Ar-Rahman yang berada di daerah tersebut, Abdul Harits, menyatakan bahwa banjir tersebut merupakan banjir paling besar sepanjang sejarah kota itu.
“Ini pertama kalinya terjadi banjir seperti ini selama saya besar. Bahkan orangtua saya bercerita tidak pernah terjadi banjir sedahsyat ini. Paling-paling kalau daerah kita di halaman saja,” ungkapnya kepada hidayatullah.com saat ditemui di Masjid Ar-Rahman, Senin (09/01/2017) sore.
Selain lumpur, tanah, dan pasir, tumpukan sampah serta kayu yang dibawa arus banjir tampak berserakan karena tertahan di bangunan samping masjid.
[Foto] Kerusakan Parah Akibat Banjir Bandang Terbesar di Bima
Harits mengatakan, masyarakat tidak ada yang menduga akan terjadi banjir sebesar itu, meskipun memang sebelumnya Kota Bima beberapa kali dilanda banjir.
Karena kejadian yang begitu cepat, tuturnya, masyarakat tidak sempat menyelamatkan barang-barangnya dari terjangan banjir tersebut.
“Ketika sedang asyik menonton tidak ada kepikiran untuk mengangkut barang, tapi ternyata sepersekian menit ini sudah jadi lautan,” tuturnya.
Harits mengungkapkan, derasnya aliran banjir dan suara gemuruhnya membuat warga ketakutan.
Sementara hantaman air yang cukup keras dan deras membuat pagar Masjid Ar-Rahman roboh, bikin warga semakin panik.
“Mereka panik, tidak ada lagi barang yang bisa diselamatkan. Mereka tidak mementingkan barang lalu lari ke lantai dua masjid. Lebih kurang 40 KK datang ke masjid,” kisahnya.* Ali Muhtadin