Hidayatullah.com– Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustadz Bachtiar Nasir, menghargai setiap pilihan politik para aktivis Islam. Terbaru mengenai mantan pengacara GNPF Ulama, Kapitra Ampera, yang maju sebagai calon legislatif (caleg) PDIP.
“Saya kira itu pilihan politik dia, ya sesuai yang dia rencanakan,” ujarnya di Gedung Menara 165, Jakarta, Kamis (19/07/2019).
Akan tetapi, jelas tokoh yang membersamai Habib Rizieq Shihab (HRS) menggerakkan Aksi Bela Islam 411 dan 212 ini, umat sudah punya polarisasinya sendiri.
Baca: FPI: Kapitra Sudah Lama Tak Dilibatkan Urusan-urusan HRS
UBN, sapaannya, menjelaskan, umat Islam di kalangan grassroot (akar rumput) tidak bisa hanya sekadar ada satu sosok yang merasa dirinya tokoh langsung bisa membelokkan.
“Ini sebuah polarisasi massa yang tidak bisa hanya gara-gara ada loncat kiri loncat kanan atau akrobat, lantas umat bisa dibawa kiri kanan, enggak bisa,” ungkapnya.
Baca: PA 212: Kapitra Bukan Pengacara HRS Sejak 4 Bulanan Lalu
Ditanya mengenai alasan seorang aktivis yang menyebut ingin berjuang dari dalam lingkaran penguasa, UBN menyerahkan pilihan politik tersebut kepada pribadi masing-masing. Namun ia tidak mendukung langkah tersebut.
UBN berpesan, sejatinya keinginan umat itu sederhana, yakni umat tidak ditinggalkan.
“Mereka ingin tokohnya bersama umat, susah maupun senang, menang maupun kalah. Itu saja,” tutup UBN.*