Hidayatullah.com– Aktivis ’98 Ricky Tamba mengusulkan agar pemerintah menghentikan program yang tidak efisien agar bisa lebih fokus dalam penanggulangan pandemi virus corona jenis baru (Covid-19).
“Solusi taktis, pemerintah secepatnya bersama DPR realokasi APBN dan setop berbagai program kegiatan yang tak efisien dan padat modal, untuk dialihkan ke penanganan jaring pengaman sosial,” ujar Ricky dalam rilisnya kepada hidayatullah.com Jakarta, Senin (23/03/2020).
Menurut Ricky, keputusan lockdown atau tidak atau apapun istilahnya, sepenuhnya keputusan pemerintah, yang tentu saja berdasarkan pertimbangan dan kajian rasional ilmiah dengan memperhatikan masukan berbagai pihak yang kapabel dan kompeten.
“Di sisi lain masyarakat, kalangan high end semoga mau bersolidaritas bergotong royong sisihkan hartanya membantu dengan cara membangun jejaring distribusi bantuan sembako untuk kalangan miskin,” tambahnya.
Ricky mengatakan, yang harus direnungkan adalah multiplier effect (efek berganda) dari pandemi Covid-19. Menurutnya, pandemi ini akan berdampak besar ke kehidupan umat manusia sedunia, tak hanya di Indonesia.
“Banyak pemikir dan akademisi cerdas sudah banyak melakukan analisa dan simulasi bahwa problematika pandemik coronavirus (Covid-19) akan berlangsung minimal jangka pendek 6 bulan ke depan,” sambungnya.
Baca: Koalisi Masyarakat Sipil: Pemerintah Wajib Beri Bantuan Agar Rakyat Tak Mati Kelaparan
Khusus untuk Indonesia, ia mengatakan, para pemimpin dan elite nasional harus mau menunjukkan keteladanan dan melakukan aksi nyata solidaritas gotong royong, termasuk juga hindari berkomentar yang kontroversial
“Contoh yang baik telah dilakukan oleh DPR RI kemarin dengan patungan beli 40 ribu alat rapid test untuk juga dibagikan ke rumah sakit dan pemerintah daerah yang membutuhkan.
Juga terlihat dari berbagai ikhtiar menggembirakan para influencer millenials, lembaga-lembaga sosial, para tokoh masyarakat dan lain-lain dalam menggalang solidaritas pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk dokter, perawat dan tenaga medis di garis depan, membangun jalur distribusi makanan untuk para pekerja informal harian, dan lain-lain,” paparnya.*