Hidayatullah.com — Muhammadiyah lebih memilih untuk tidak melakukan shalat bergelombang, ini menanggapi usulan Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) tentang shalat tarawih 2 shift.
Tanggapan terhadap usulan Jusuf Kalla ini di sampaikan oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti pada Senin (29/03/2021) seperti yang hidayatullah.com kutip dari laman resmi Muhammadiyah.
“Saya cenderung pada pendapat sebaiknya tidak usah (shalat tarawih) 2 shift, karena persiapannya lebih sulit dan kemungkinan-kemungkinan pelaksanaan salat itu terjadi transmisi virus covid-19. Karena itu dengan segala hormat sebaiknya salat tarawih itu satu gelombang saja, dan umat Islam lebih baik melakukan Tarawih di rumah dengan keluarga,” ujarnya.
Namun, ia menghimbau masyarakat untuk saling menghormati perbedaan fatwa yang ada terkait tuntunan ibadah di bulan Ramadhan karena itu masalah furu’iyah yang tidak bernilai prinsip dan bernilai ijtihad.
“Karena itu saya menghimbau betapapun fatwa berbeda-beda, marilah kita bersama-sama bermunajat agar pandemi Covid-19 ini dapat segera berakhir dan kita bangsa Indonesia bisa selamat dari pandemi,” tutupnya.*