Hidayatullah.com–Sejumlah sumber Hak Asasi Manusia (HAM) Palestina mengungkap bahwa pemerintah penjajah Zionis-Israel memaksa tawanan Palestina yang sakit untuk melakukan diagnose dan pemeriksaan laboratorium fiktif dengan dengan tujuan proses pelatihan kepada dokter-dokter Israel yang baru lulus akademi kedokteran.
Pusat Studi Tawanan dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC) dalam pernyataan persnya Kamis (27/03/2013) mengatakan, dinas penjara penjajah Zionis menyiksa tawanan Palestina yang sakit di rumah sakit penjara Miraj Ramlah melalui dokter-dokter yang merupakan peserta pelatihan yang baru lulus agar memiliki tidak memiliki lagi rasa kasihan dan minim pengalaman.
Pusat HAM tawanan Palestina mengutip dari eks tawanan Palestina Muhammad Husni bahwa dirinya dipaksa untuk diperiksa dan diobati oleh dokter-dokter tersebut dan hasilnya harus dilakukan tujuh kali operasi bedah berturut-turut di satu titik saja sehingga rasa sakitnya semakin keras.
Sementara eks tawanan Palestina lainnya Taufiq Abu Naem menyatakan, dokter-dokter Israel yang bertugas memeriksa tawanan Palestina tanpa diminta mereka melakukan diagnosa kepada tawanan dan mereka dikagetkan dengan hal tersebut.
Seperti yang terjadi pada tawanan Palestina yang sudah 24 tahun menderita sakitnya dan diminta untuk merujuk ke luar negeri. Namun ternyata diangnosa yang dilakkan dokter ‘Israel’ tidak akurat.*