Hidayatullah.com — Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, mengecam larangan Israel terhadap 200 orang Kristen dari Jalur Gaza yang terkepung untuk mengunjungi tempat-tempat suci Kristen di kota Yerusalem dan Bethlehem untuk merayakan Natal, kantor berita Anadolu melaporkan.
“Larangan Zionis adalah pelanggaran mencolok terhadap hak orang Kristen untuk menjalankan ritual keagamaan mereka, merampas hak alami mereka untuk mengakses tempat ibadah,” kata gerakan tersebut dalam sebuah pernyataan (08/12).
Hamas meminta PBB, komunitas internasional dan lembaga hak asasi manusia untuk “memikul tanggung jawab mereka untuk menghentikan pelanggaran Pendudukan terhadap warga Kristen kita, dan tempat ibadah”.
Itu juga menyerukan “menghukum otoritas Pendudukan dan para pemimpinnya atas kejahatan dan pelanggaran hak asasi manusia yang paling mendasar yang dijamin sesuai dengan hukum ilahi dan hukum internasional yang relevan”.
Sementara itu, Kamel Ayad, Direktur Hubungan Masyarakat di Gereja Ortodoks di Gaza, mengatakan, “Otoritas Israel menolak memberikan izin kepada 200 orang Kristen dari Jalur Gaza untuk melakukan perjalanan ke kota-kota Yerusalem dan Bethlehem untuk berpartisipasi dalam perayaan Natal.” dengan dalih “alasan keamanan”.
Ia mencontohkan bahwa semua umat Kristiani di Gaza berhak menghadiri perayaan Natal di kota Yerusalem dan Bethlehem.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Puluhan ribu orang Kristen dari seluruh dunia tiba di Yerusalem Timur dan daerah lain di Wilayah Pendudukan Palestina setiap tahun, untuk berpartisipasi dalam perayaan di dalam situs keagamaan paling suci bagi umat Kristen di dunia.
Sekitar 1.000 orang Kristen tinggal di Gaza, dari total populasi hampir dua juta orang, sekitar 70 persen di antaranya berasal dari sekte Ortodoks Yunani, sedangkan sisanya berasal dari sekte Katolik Latin.*