Hidayatullah.com–Politikus Israel dan peneliti dalam bidang sejarah Timur Tengah Gershon Baskin menegaskan, gerakan pejuang Hamas tidak akan meyerah dan tidak akan mengibarkan bendera putih meski hanya tersisa satu pejuang, satu senapan, dan satu roket.
Menurutnya, para pejuang Hamas akan berjuang menghadapi kematian tanpa rasa gentar dan takut dan mereka lebih siap mati demi negeri, agama dan Tuhan mereka, tegas Baskin .
“Ini adalah hal yang sangat sulit tentang pertarungan dengan organisasi seperti hamas, terutama ini tentara yang sangat berdedikasi, kombatan yang tidak takut mati,” demikian dikutip laman theblaze.com, Jumat (01/08/2014).
Baskin yang pernah menjadi mediator dari pihak Israel dalam perjanjian pertukaran serdadu Gilad Shalit yang ditawan oleh Hamas menegaskan Hamas telah memiliki 3000 pasukan yang siap mati membela agamanya.
Dalam halaman Facebook-nya Kamis (31/07/2014) dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC), ia menyebut Hamas memiliki ambisi besar dalam peperangan dan mereka sangat yakin dengan perjuangan yang mereka hadapai.
Mereka berjuang membela kampung halaman mereka, siap berkorban dengan yang termahal yang mereka miliki agar generasi masa depan hidup bebas, tukas Baskin.
Baskin menambahkan, tidak ada seorangpun di dunia ini yang mengingkari bahwa masalah Palestina membutuhkan solusi adil, kecuali Israel sendiri. Yang diminta oleh Hamas saat ini tidak lebih dari pembebasan blokade ekonomi dari Jalur Gaza, membuka perlintasan-perlintasan dan memperluas jangkauan laut untuk para nelayan, membebaskan tawanan dan membuka blokir transfer gaji pegawai Palestina dan mengakui pemerintah terpilih, imbuh Jorshon yang menilai semua tuntutan Hamas itu tidak ada yang tidak logis untuk diikuti.
“Saya melihat kemenangan di mata Hamas. Ya benar, mereka mengorbankan sangat banyak. Tidak perlu dibandingkan antara kekuatan kita dan kekuatan mereka. Mereka tidak memiliki bom berton-ton. Namun mereka melihat kerugian yang diderita oleh Israel karena serangan roket yang memaksa warga penjajah harus lari ke tempat persembunyian, dan meninggalkan rumah mereka.”
Peneliti Israel ini menyerang dan mengkritik kedustaan yang dipromosikan di media massa melalui komandan-komandan militer Israel tentang Hamas dan masa depan perang di Jalur Gaza yang dituding oleh Baskin sebagai pembohongan publik.
Baskin juga menuding prediksi Israel soal Hamas tidak ada hubungannya dengan realita. Ia mengaku apa yang diketahuinya tentang Hamas berbeda dengan yang disiarkan melalui media massa Israel.
Sistem pertahanan Hamas melalui terowongan telah membuat Israel ketakutan, ditambah roket yang menggempur tanpa henti. Hamas juga dinilai diuntungkan dalam pertempuran opini publik. Gambaran kehancuran akibat serangan Israel, pembunuhan anak-anak wanita telah memaksa dunia melihat Israel dan militernya sebagai penjahat.
Kekuatan Penuh
Sebelumnya, dalam sebuah pernyataan hari Senin, sayap pejuang Hamas, Izuddin al-Qassam menyatakan pihaknya masih memilih kekuatan penuh dan akan memberikan banyak kejutan.
“Ma’rakah (Perang) al-’Ashf al-Ma’kul dengan pertolongan Allah masih berada dalam kekuatan dan semangat penuh,” ujarnya.
“Dan ini adalah janji kami untuk anak-anak negeri kami dan darah suci syuhada kami yang tidak akan pernah sia-sia, bahwa kami akan membawa Gaza dengan izin Allah menuju kemenangan dan kemerdekaan.”*