Hidayatullah.com—Hari Ahad (08/05/2016) Ketua Harakah Islam di Palestina yang terjajah Syeikh Raed Salah (Raid Shalah) memulai masa tahanannya yang sudah belasan kali dipenjara penjajah Zionis Israel.
Syeikh Raed divonis selama 9 bulan atas atas khutbahnya di Wadi al-Joz di Yerusalem Timur bulan Pebruari tahun 2007.
Pemimpin Gerakan Islam Palestina 1948 dianggap bersalah karena selama ini vokal membongkar dan menyiarkan berbagai rencana jahat penjajah Zionis Israel terhadap Masjidil Aqsha.
Usai putusan pengadilan, Syeikh Salah meninggalkan kampung halamannya Umm al-Fahm di wilayah Wadi Ara dalam sebuah konvoi dan tiba di Penjara Kedar Ohalei dekat Beersheba.
Dikutip Anadolu Agency tak lama sebelum penahanannya, Salah – yang merupakan ikon perlawanan Palestina – menyuarakan penentangannya.
“Penjara tidak akan mengubah keyakinan lama saya dan keyakinan mutlak bahwa pertahanan Yerusalem (al-Quds) dan Masjid Al-Aqsa adalah hak prerogatif bagi umat Islam di seluruh dunia,” katanya.
Ia bahkan meminta semua umat Islam mendatangi Masjid Al-Aqsha untuk membuat kehadiran mereka di sana merasa setiap hari, ujarnya dikutip Kantor Berita Palestina (WAFA).
“Mereka [Israel] ingin menjaga saya keluar dari Yerusalem dan jauh dari Masjid Al-Aqsha dengan mengunci saya, tapi saya akan terus berada di jalan ini sampai kejatuhan Israel dan pendudukan ini,” tambah Salah.
Salah mengatakan dirinya tidak takut penjara dan ia yakin dirinya akan muncul lebih kuat dari sebelumnya. Ia menambahkan, setiap hukuman penjara yang ia terimanya sebagai penganiayaan politik.
Baca juga
Syeikh Raid Shalah: “Dengan Nyawa dan Darah, Kami Merdekakan Al-Aqsha”
Syekh Raid Shalah: “Hanya Dua Pilihan, Hidup Mulia Atau Mati Syahid!”
Pada bulan Maret 2014, Pengadilan Israel memutuskan bersalah dengan tuduhan “hasutan” dan menjatuhkan hukuman delapan bulan penjara padanyaa.
Oktober lalu, sebuah pengadilan distrik Israel memvonisnya penjara 11 bulan – keputusan ini membuat pengacaranya mengajukan banding.
Pada tanggal 18 April lalu,Pengadilan Tinggi di kota Al-Quds yang terjajah atau Yerusalem menolak permohonan bandingnya namun mengurangi masa hukuman 11 bulan menjadi sembilan bulan.
Syeikh Raed Salah adalah tokoh Palestina yang lahir di wilayah Palestina yang terjajah 10 tahun sesudah diproklamasikan berdirinya negara palsu Israel di atas tanah suci Palestina Mei 1948.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sepanjang hayatnya, ulama yang dijuluki sebagai “Syeikhul Aqsha ini melawan penjajahan tanpa senjata. Ia terus menyebarluaskan foto-foto perusakan penjajah zionis terhadap Masjidil Aqsha, mendata dan menyebarluaskan informasi mengenai desa dan kota Palestina yang diratakan dengan tanah oleh penjajah sejak tahun 1948.
Syeikh Raed juga membangkitkan kembali gerakan belajar bahasa Arab fushah (bahasa resmi yang merujuk tata bahasanya ke Al-Quran) ke generasi muda Palestina. Sesuatu yang dicegah secara sistemik oleh penjajah zionis.
Akibat berbagai gerakannya itu, Syeikh Raed berkali-kali disekap di penjara zionis.
“Gerakan Islam berakar dalam hati nurani rakyat Palestina, tidak dapat dihentikan oleh keputusan rasis,” tambahnya.
Raed percaya bahwa kebijakan Zionis-Israel ditujukan untuk mempermalukan orang-orang Palestina dan memaksa mereka untuk menerima penaklukan mereka dengan negara Yahudi.*